MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Dirgantara Wicaksono1
1S.Pd, M.Pd, M.M., Universitas
Muhammadiyah Jakarta
bom2.dirgantara@hotmail.co.id
Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk: 1)
Mengetahui
rancangan pelaksanaan pembelajaran tematik yang akan dilakukan di sekolah. 2) Mengetahui apa saja media yang akan
digunakan dalam pembelajaran tematik. 3) Mengetahui keunggulan dan kekurangan pembelajaran tematik. 4) Mengetahui bagaimana penilaian yang
dilakukan dalam pembelajaran tematik. 5) Mengetahui
manfaat apa saja yang ada dalam pembelajaran tematik. Metode yang digunakan adalah metode
studi pustaka. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar
pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran tematik memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya,
karena pembelajaran lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung
kepada siswa, pemisahan mata pelajaran
tidak begitu jelas, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa. Pembelajaran tematik ini juga diharapkan dapat menjadikan para
siswa SD tidak bosan dan jenuh dalam mempelajari
materi pelajaran.
Abstract: This study aims to: 1)
determine the design of the implementation of thematic learning to be done in
school. 2) To find out what media will be used in thematic learning. 3) To know
the advantages and disadvantages of thematic learning. 4) To know how the
assessment is carried out in thematic learning. 5) To know what benefits exist
in thematic learning. The method used is literature riview. Thematic learning is so that the learning more meaningful and
intact. Thematic learning has a very important role in increasing attention,
learning activities, and the students' understanding of the material learned,
because more student-centered learning, provide hands-on experience to
students, the separation of subjects is not so clear, learning outcomes can be
developed in accordance with the interests and the needs of students. Thematic
learning is also expected to make the elementary school students are not bored and
tired in learning the subject matter.
Keywords: Thematic
Learning
PENDAHULUAN
Anak didik yang berada pada tingkat sekolah dasar, biasanya berada
pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut aspek perkembangan kecerdasan
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan
masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu
memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih
bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara
langsung.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik integratif baru dilaksanakan di
kelas rendah (kelas I s.d III), sedangkan untuk kelas tinggi (klas IV s.d VI)
pembelajaran dilakukan secara terpisah melalui mata pelajaran-mata pelajaran. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang
masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran
yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan anak kurang memiliki kemampuan berpikir holistik dan membuat kesulitan memahami konsep bagi peserta didik. Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang
terpisah, muncul permasalahan antara
lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk
Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan
peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu,
perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu
dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan
peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja
mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.
Atas dasar pemikiran di atas, maka pembelajaran di sekolah dasar (mulai dari
kelas I hingga kelas VI) lebih sesuai jika dikelola dengan pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk
memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan
contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik integratif untuk SD.
Maka dari itu dalam makalah ini akan mengkaji mengenai model pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Pembelajaran tematik merupakan salah
satu model pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh fogarty. Drake (2007:25)
mengatakan bahwa esensi dari pendekatan terpadu (integrated or interdisciplinary) adalah “....looking at things from more than one perspective.” Pengertian terpadu disini adalah dalam
memahami sesuatu kita harus melihat dari sudut pandang yang beragam, dengan
begitu akan diperoleh pemahaman yang mendalam. Menurut Joni yang dikutip Trianto
(2007:6) pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan otentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila
peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali di
dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan semakin bermakna bila peserta didik
juga ikut dalam menentukan topik/tema yang akan mereka pelajari. Hal ini
menuntuk kemauan dan kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran yang
tepat di kelas. Secara psikologi, jika peserta didik dilibatkan dalam kegiatan
pembelajaran, mereka merasa lebih dihargai oleh guru sehingga akan meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Dengan melibatkan mereka dalam menentukan tema
akan mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sangat membantu dalam
pembentukan kepribadiannya.
Nasution (1999:125) menyebutkan
sejumlah unsur keterampilan berpikir tingkat yang mampu mengasah kemampuan
berpikir tingkat tinggi, yaitu: mengamati, melaporkan, mengklasifikasi, memberi
label, menyusun dan mengurutkan, menginterpretasi, membuat inferensi, dan
memecahkan masalah. Semiawan (2002:74) memaknai pembelajaran terpadu dengan
tidak menghadirkan berbagai mata pelajaran secara terkotak-kotak akan tetapi
berbagai mata pelajaran dikaitkan dengan topik yang relevan dengan core centre (pusat inti). Pusat inti ini
diartikan sebagai tema-tema tertentu yang berfungsi sebagai pengikat atau objek
pusat. Cara menentukan apa yang menjadi pusat inti dikaitkan dengan apa yang
menjadi perhatian peserta didik. Cara lainnya guru dapat melakukan observasi
mengenai objek-objek tertentu yang ada di lingkungan tempat tinggal peserta
didik lalu guru menentukan objek yang
akan dijadikan perhatian. Cara ini dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih
menyenangkan karena lebih sesuai dengan kehidupan nyata yang dialami peserta
didik sehari-hari.
Fogarty (1991:14) menyatakan bahwa ada 10 model
integrasi pembelajaran, yaitu model fragmented, connected, nested,
sequenced, shared , webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked.
Model- model itu merentang dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit,
mulai dari separadet-subject sampai eksplorasi kerpaduan antar aspek
dalam satu bidang studi (model fragmented, connected nested), model yang
menterpadukan antar berbagai bidang studi (model sequenced, shared,webbed,
threaded, intergrated), hingga menterpadukan dalam diri pembelajar sendiri
dan lintas pembelajar (model immersed dan network). 1) Model fragmented; pengajaran bidang studi terpisah dari
bidang studi lain. Matematika bukan sejarah, bahasa bukan seni,dsb. Model
tradisional merupakan prioritas guru sebelum mereka beralih kelintas disiplin. 2) Model connected;
aspek aspek pelajaran dalam satu bidang studi dihubungkan dari suatu topic
lain, konsep- konsep, keterampilan ke keterampilan, melalui gagasan yang
berhubungan secara eksplisit. 3) Model nested; pengajaran suatu bidang studi dengan target
berbagai keterampilan social, keterampilan berpikir, dan keterampilan tentang
substansi khusus. 4) Model sequenced; pelajaran suatu topic atau unit didata ulang
dan diurutkan bertepatan antara satu bidang studi dengan yang lainya. Contoh,
bahasa menyajikan novel tertentu yang mencerminkan periode sejarah tertentu,
dan guru sejarah tertentu, dan guru sejarah mengajarkan periode sejarah yang
sama. Aktivitas masing masing kegiatan mempertinggi yang lain.
Selanjutnya model ke 5) Model shared;pembelajaran bertolak dari dua displin yang
berbeda, yang memiliki ketumpangtindihan konsep atau aketerampilan untuk
memikat keterpaduan pembelajaran. 6) Model webbed; pembelajaran merepresentasikan pendekatan
tematik untuk menterpadukan bidang studi. Sutau tema di kembangkan seperti
jaring laba-laba, untuk menurunkan topic, konsep, dan gagasan yang selaras
dalam berbagai bidang studi. 7) Model threaded; pembelajaran sutau keterampilan (keterampilan
berpikir, kerja sama, belajar, mengorganisasikan, social, dsb.) disajikan
melalui berbagai bidang studi. Model ini berfokus pada metakurikuler atau
perilaku metakognitif sehingga peserta didik dapat belajar tentang bagaimana
\belajar. misalnya, keterampilan berpikir hubungan sebab akibat diajarkan dalam matematika, IPS, bahasa, dan
sains. Tak ada penekanan terhadap penerjadian hubungan antar mata pelajaran. 8) Model integrated;
pembelajaran bertolak dari ketumpangtindihan konsep keterampilan dan sikap pada
semua bidang studi. 9) Model immersed; pembelajaran semua bidang studi bertolak dari
kaca mata, sudut pandang , pengalaman, dan keahlian pebelajar. Bisa jadi
hasilnya terlalu dangkal atau sempit, tergantung pada kapasitas pebelajar.
Tetapi, keadaan ini menjadikan pebelar memahami cara pandang dan kemampuanya
sendiri. 10)
Model networked; pembelajaran beranjak dari kaca mata seluruh pebelajar
dan para ahli dalam berbagai bidang studi terkait. Karakter model ini
membutuhkan input dari luar., sehingga apa yang telah dipikirkan
pebelajar.menjadikan sesuatu yang baru dari segi perspektif, lebih luas, atau,
mengakibatkan perbaikan gagasan. dalam mencari pengetahuan, pebelajar akan
tergantung pada jaringan sebagai sumber informasi yang utama, yang kemudian
mereka saring kembali dngan kaca mata kehlian dan pengalaman mereka. Pebelajar
melakukan proses intergrasi melalui seleksi terhadap sesuatu yang di perlukannya.
Pembelajaran tematik pada kenyataannya memiliki beberapa
kelebihan. Menurut Tim pengembang PGSD dalam Trianto (2007;12) pembelajaran
tematik memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut : (1) Pengalaman dan
kegiatan belajar anak akan relevan dengan tingkat perkembangannya, (2) Kegiatan
yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, (3) Kegiatan belajar akan
menjadi lebih bermakna, (4) Keterampilan berfikir anak berkembang dalam proses
pembelajaran tematik, (5) Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai
dengan lingkungan anak, dan (6) Keterampilan social anak akan dapat lebih
berkembang secara optimal. Disamping itu pembelajaran tematik juga menyajikan
beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat
luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Yakni mengkaji berbagai
literatur untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak
belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran
bagi anak SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Agar kegiatan pembelajaran tematik berjalan
secara sistematik dan para peserta didik juga menguasai isi pelajaran dengan
efektif dan efesien maka hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Rancangan pelaksanaan pembelajaran tematik terdapat
empat komponen utama, yaitu:
a)
Waktu. Menghitung jumlah waktu yang digunakan oleh
pengajar, penting artinya bagi pengajar sendiri dalam mengelola kegiatan
pembelajaran. Ia harus dapat membagi waktu untuk setiap langkah dalam pendahuluan,
pemyajian, dan penutup.
b)
Urutan Kegiatan Pembelajaran. Urutan kegiatan pembelajaran terdiri atas komponen pendahuluan, inti
dan penutup. Pada pendahuluan terdapat penjelasan singkat tentang isi
pembelajaran, penjelasan relevansi isi pembelajaran baru dengan pengetahuan,
dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran. Untuk kegiatan inti atau penyajian
terdapat tiga pengertian yaitu penyajian uraian, pemberian contoh dan latihan.
Sedangkan pada kegiatan penutup dilaksanakan dengan langkah menyimpulkan, tes format
(lisan atau tulisan) umpan balik dan tindak lanjut.
c)
Metode Pembelajaran. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam menyajikan
(menguraikan, member contoh, memberi latihan) isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk merancang
strategi pembelajaran tematik, pengembang harus memilih metode untuk setiap
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
d)
Media/ bahan Pembelajaran. Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari pengirim ke penerima pesan. Dalam proses pemilihan media
pembelajaran, pengembang dapat mengidentifikasi beberapa media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, mempertimbangkan biaya yang diperlukan, kesesuaian
dengan metode pembelajaran, kesesuaian dengan karakter peserta didik, dan pertimbangan praktis.
2.
Pemilihan Media Dalam Pembelajaran Tematik
Ada beberapa prinsip alam memilih media, yaitu :
a)
Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan tersebut.
Tujuan ini misalnya: apakah untuk keperluan pembelajaran, belajar kelompok,
belajar individual?
b)
Kedekatan dengan media. Media yang akan dipilih harus dikenal sifat
dan cirri-cirinya.
c)
Adanya sejumlah media yang dapat diperbandingkan, karena pemilihan
media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan adanya alternatif pemecahan
yang dituntut oleh tujuan.
d)
Faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah
apakah media yang diperlukan merupakan media jadi atau media yang harus
dikembangkan dan dipersiapkan sendiri, media juga harus menarik minat anak, berkaitan
langsung dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
3. Keunggulan
dan Kekurangan dari proses pembelajaran tematik
Pelaksanaan
pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang
diperolehnya. Keuntungan yang dimaksud yaitu:
a)
Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik
b)
Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan peserta didik.
c)
Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan
bermakna.
d)
Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa
keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan
yang diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:
a)
Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi
b)
Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan
konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
4.
Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik
Pembelajaran
tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:
a)
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.
b)
Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
bertolakdari minat dan kebutuhan peserta didik.
c)
Kegiatan belajar akan lebih
bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan
lebih lama.
d)
Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik.
e)
Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.
f)
Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
5.
Manfaat Pembelajaran Tematik
Dengan pelaksanaan pembelajaran tematik ini, akan diperoleh beberapa
manfaat yaitu:
a) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar
dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang
tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan,
b) Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan
yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau
alat, bukan tujuan akhir,
c) Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik
akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
d)Dengan adanya pemaduan antarmata pelajaran maka
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Evaluasi pembelajaran tematik difokuskan pada evaluasi
proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan pada tingkat keterlibatan, minat dan
semangat peserta didik dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil
lebih diarahkan pada tingkat pemahaman dan penyikapan peserta didik terhadap
substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan peserta didik sehari-hari.
Disamping itu evaluasi juga dapat berupa kumpulan karya peserta didik selama
kegiatan pembelajaran yang bisa ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya peserta
didik.
Instrumen yang dapat
digunakan untuk mengungkap pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran
dapat digunakan tes hasil belajar. dan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta
didik melakukan suatu tugas dapat berupa tes perbuatan atau keterampilan dan
untuk mengungkap sikap peserta didik terhadap materi pelajaran dapat berupa
wawancara, atau dialog secara informal. Disamping itu instrumen yang
dikembangkan dalam pembelajaran tematik dapat berupa: kuis, pertanyaan lisan,
ulangan harian, dll.
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna
dan utuh. Pembelajaran tematik ini
memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian,
aktivitas belajar, dan pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajarannya lebih berpusat pada
siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran bersifat
fleksibel, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan
kebutuhan siswa. Pembelajaran tematik ini juga diharapkan dapat menjadikan para
siswa dikalangan SD tidak bosan dan jenuh dalam menuntut ilmu pengethuan dan
memberikan pengalaman juga kepada para siswa-siswi.
SARAN
Peningkatan hasil belajar akan
terwujud sejalan dengan upaya-upaya yang dilakukan guru. Peningkatan hasil
belajar akan meningkatkan mutu pendidikan, pendidikan yang bermutu akan
menghasilkan sumber daya manusia yang handal, cerdas dan berkepribadian
kuat. Oleh karena itu penulis
menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1) Guru harus dapat melaksanakan tugas dan perannya
dalam pendidikan secara maksimal. 2) Untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan mutu pendidikan, pendidik
harus berperan sebagai tenaga profesional yang mampu : menciptakan suasana yang
tidak membosankan, menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, menarik, dan
bermakna.
3) Penerapan pembelajaran
tematik segera diberlakukan untuk kelas tinggi agar para siswa tidak jenuh dalam melakukan
kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Drake, Susan M. Creating Standards-Based Integrated
Curriculum. California: Corwin Press, 2007.
Fogarty, Robin. The
Mindful School: How To Integrate The Curricula. Illinois: IRI/Skylight
Publishing, Inc. 1991
Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor
14 Tahun 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar