Kamis, 21 Mei 2015

ARTIKEL: MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR


MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

                                                                    Dirgantara Wicaksono1
                                                1S.Pd, M.Pd, M.M., Universitas Muhammadiyah Jakarta
                                                            bom2.dirgantara@hotmail.co.id


Abstrak

Penulisan ini bertujuan untuk: 1)  Mengetahui rancangan pelaksanaan pembelajaran tematik yang akan dilakukan di sekolah. 2) Mengetahui apa saja media yang akan digunakan dalam pembelajaran tematik. 3) Mengetahui keunggulan dan kekurangan pembelajaran tematik. 4) Mengetahui bagaimana penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran tematik. 5) Mengetahui manfaat apa saja yang ada dalam pembelajaran tematik. Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran tematik memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajaran lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Pembelajaran tematik ini juga diharapkan dapat menjadikan para siswa SD tidak bosan dan jenuh dalam mempelajari materi pelajaran.


Abstract: This study aims to: 1) determine the design of the implementation of thematic learning to be done in school. 2) To find out what media will be used in thematic learning. 3) To know the advantages and disadvantages of thematic learning. 4) To know how the assessment is carried out in thematic learning. 5) To know what benefits exist in thematic learning. The method used is literature riview. Thematic learning is so that the learning more meaningful and intact. Thematic learning has a very important role in increasing attention, learning activities, and the students' understanding of the material learned, because more student-centered learning, provide hands-on experience to students, the separation of subjects is not so clear, learning outcomes can be developed in accordance with the interests and the needs of students. Thematic learning is also expected to make the elementary school students are not bored and tired in learning the subject matter.

Keywords: Thematic Learning

PENDAHULUAN
Anak didik yang berada pada tingkat sekolah dasar, biasanya berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut aspek perkembangan kecerdasan tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik integratif baru dilaksanakan di kelas rendah (kelas I s.d III), sedangkan untuk kelas tinggi (klas IV s.d VI) pembelajaran dilakukan secara terpisah melalui mata pelajaran-mata pelajaran. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan anak kurang memiliki kemampuan berpikir holistik dan membuat kesulitan memahami konsep bagi peserta didik. Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah,  muncul permasalahan antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.
Atas dasar pemikiran di atas, maka pembelajaran di sekolah dasar (mulai dari kelas I hingga kelas VI) lebih sesuai jika dikelola dengan pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik integratif untuk SD.  Maka dari itu dalam makalah ini akan mengkaji mengenai model pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh fogarty. Drake (2007:25) mengatakan bahwa esensi dari pendekatan terpadu (integrated or interdisciplinary) adalah “....looking at things from more than one perspective.”  Pengertian terpadu disini adalah dalam memahami sesuatu kita harus melihat dari sudut pandang yang beragam, dengan begitu akan diperoleh pemahaman yang mendalam. Menurut Joni yang dikutip Trianto (2007:6) pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali di dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan semakin bermakna bila peserta didik juga ikut dalam menentukan topik/tema yang akan mereka pelajari. Hal ini menuntuk kemauan dan kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat di kelas. Secara psikologi, jika peserta didik dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran, mereka merasa lebih dihargai oleh guru sehingga akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dengan melibatkan mereka dalam menentukan tema akan mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sangat membantu dalam pembentukan kepribadiannya.
Nasution (1999:125) menyebutkan sejumlah unsur keterampilan berpikir tingkat yang mampu mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu: mengamati, melaporkan, mengklasifikasi, memberi label, menyusun dan mengurutkan, menginterpretasi, membuat inferensi, dan memecahkan masalah. Semiawan (2002:74) memaknai pembelajaran terpadu dengan tidak menghadirkan berbagai mata pelajaran secara terkotak-kotak akan tetapi berbagai mata pelajaran dikaitkan dengan topik yang relevan dengan core centre (pusat inti). Pusat inti ini diartikan sebagai tema-tema tertentu yang berfungsi sebagai pengikat atau objek pusat. Cara menentukan apa yang menjadi pusat inti dikaitkan dengan apa yang menjadi perhatian peserta didik. Cara lainnya guru dapat melakukan observasi mengenai objek-objek tertentu yang ada di lingkungan tempat tinggal peserta didik lalu  guru menentukan objek yang akan dijadikan perhatian. Cara ini dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan karena lebih sesuai dengan kehidupan nyata yang dialami peserta didik sehari-hari.
Fogarty (1991:14) menyatakan bahwa ada 10 model integrasi pembelajaran, yaitu model fragmented, connected, nested, sequenced, shared , webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked. Model- model itu merentang dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit, mulai dari separadet-subject sampai eksplorasi kerpaduan antar aspek dalam satu bidang studi (model fragmented, connected nested), model yang menterpadukan antar berbagai bidang studi (model sequenced, shared,webbed, threaded, intergrated), hingga menterpadukan dalam diri pembelajar sendiri dan lintas pembelajar (model immersed dan network).  1) Model fragmented; pengajaran bidang studi terpisah dari bidang studi lain. Matematika bukan sejarah, bahasa bukan seni,dsb. Model tradisional merupakan prioritas guru sebelum mereka beralih kelintas disiplin. 2) Model connected; aspek aspek pelajaran dalam satu bidang studi dihubungkan dari suatu topic lain, konsep- konsep, keterampilan ke keterampilan, melalui gagasan yang berhubungan secara eksplisit. 3) Model nested; pengajaran suatu bidang studi dengan target berbagai keterampilan social, keterampilan berpikir, dan keterampilan tentang substansi khusus. 4) Model sequenced; pelajaran suatu topic atau unit didata ulang dan diurutkan bertepatan antara satu bidang studi dengan yang lainya. Contoh, bahasa menyajikan novel tertentu yang mencerminkan periode sejarah tertentu, dan guru sejarah tertentu, dan guru sejarah mengajarkan periode sejarah yang sama. Aktivitas masing masing kegiatan mempertinggi yang lain.
Selanjutnya model ke 5) Model shared;pembelajaran bertolak dari dua displin yang berbeda, yang memiliki ketumpangtindihan konsep atau aketerampilan untuk memikat keterpaduan pembelajaran. 6) Model webbed; pembelajaran merepresentasikan pendekatan tematik untuk menterpadukan bidang studi. Sutau tema di kembangkan seperti jaring laba-laba, untuk menurunkan topic, konsep, dan gagasan yang selaras dalam berbagai bidang studi. 7) Model threaded; pembelajaran sutau keterampilan (keterampilan berpikir, kerja sama, belajar, mengorganisasikan, social, dsb.) disajikan melalui berbagai bidang studi. Model ini berfokus pada metakurikuler atau perilaku metakognitif sehingga peserta didik dapat belajar tentang bagaimana \belajar. misalnya, keterampilan berpikir hubungan sebab akibat  diajarkan dalam matematika, IPS, bahasa, dan sains. Tak ada penekanan terhadap penerjadian hubungan antar mata pelajaran. 8) Model integrated; pembelajaran bertolak dari ketumpangtindihan konsep keterampilan dan sikap pada semua bidang studi. 9) Model immersed; pembelajaran semua bidang studi bertolak dari kaca mata, sudut pandang , pengalaman, dan keahlian pebelajar. Bisa jadi hasilnya terlalu dangkal atau sempit, tergantung pada kapasitas pebelajar. Tetapi, keadaan ini menjadikan pebelar memahami cara pandang dan kemampuanya sendiri. 10) Model networked; pembelajaran beranjak dari kaca mata seluruh pebelajar dan para ahli dalam berbagai bidang studi terkait. Karakter model ini membutuhkan input dari luar., sehingga apa yang telah dipikirkan pebelajar.menjadikan sesuatu yang baru dari segi perspektif, lebih luas, atau, mengakibatkan perbaikan gagasan. dalam mencari pengetahuan, pebelajar akan tergantung pada jaringan sebagai sumber informasi yang utama, yang kemudian mereka saring kembali dngan kaca mata kehlian dan pengalaman mereka. Pebelajar melakukan proses intergrasi melalui seleksi terhadap sesuatu yang di perlukannya.
Pembelajaran tematik pada kenyataannya memiliki beberapa kelebihan. Menurut Tim pengembang PGSD dalam Trianto (2007;12) pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut : (1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan relevan dengan tingkat perkembangannya, (2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, (3) Kegiatan belajar akan menjadi lebih bermakna, (4) Keterampilan berfikir anak berkembang dalam proses pembelajaran tematik, (5) Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak, dan (6) Keterampilan social anak akan dapat lebih berkembang secara optimal. Disamping itu pembelajaran tematik juga menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

METODE
            Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Yakni mengkaji berbagai literatur untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Agar kegiatan pembelajaran tematik berjalan secara sistematik dan para peserta didik juga menguasai isi pelajaran dengan efektif dan efesien maka hal-hal yang perlu diperhatikan:
1.      Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Rancangan pelaksanaan pembelajaran tematik terdapat empat komponen utama, yaitu:
a)      Waktu. Menghitung jumlah waktu yang digunakan oleh pengajar, penting artinya bagi pengajar sendiri dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Ia harus dapat membagi waktu untuk setiap langkah dalam pendahuluan, pemyajian, dan penutup.
b)      Urutan Kegiatan Pembelajaran. Urutan kegiatan pembelajaran terdiri atas komponen pendahuluan, inti dan penutup. Pada pendahuluan terdapat penjelasan singkat tentang isi pembelajaran, penjelasan relevansi isi pembelajaran baru dengan pengetahuan, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran. Untuk kegiatan inti atau penyajian terdapat tiga pengertian yaitu penyajian uraian, pemberian contoh dan latihan. Sedangkan pada kegiatan penutup dilaksanakan dengan langkah menyimpulkan, tes format (lisan atau tulisan) umpan balik dan tindak lanjut.
c)      Metode Pembelajaran. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, member contoh, memberi latihan) isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk merancang strategi pembelajaran tematik, pengembang harus memilih metode untuk setiap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
d)     Media/ bahan Pembelajaran. Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim ke penerima pesan. Dalam proses pemilihan media pembelajaran, pengembang dapat mengidentifikasi beberapa media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, mempertimbangkan biaya yang diperlukan, kesesuaian dengan metode pembelajaran, kesesuaian dengan karakter peserta didik, dan pertimbangan praktis.

2.      Pemilihan Media Dalam Pembelajaran Tematik
Ada beberapa prinsip alam memilih media, yaitu :
a)      Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan tersebut. Tujuan ini misalnya: apakah untuk keperluan pembelajaran, belajar kelompok, belajar individual?
b)      Kedekatan dengan media. Media yang akan dipilih harus dikenal sifat dan cirri-cirinya.
c)      Adanya sejumlah media yang dapat diperbandingkan, karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan adanya alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.
d)     Faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah apakah media yang diperlukan merupakan media jadi atau media yang harus dikembangkan dan dipersiapkan sendiri, media juga harus menarik minat anak, berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
3.      Keunggulan dan Kekurangan dari proses pembelajaran tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang diperolehnya. Keuntungan yang dimaksud yaitu:
a)      Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik
b)      Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
c)      Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d)     Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
            Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan yang diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:
a)      Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi 
b)      Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.

4.      Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan  terlatih untuk dapat  menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:
a)    Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.
b)   Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolakdari minat dan kebutuhan peserta didik.
c)    Kegiatan  belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
d)   Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik.
e)    Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.
f)    Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

5.      Manfaat Pembelajaran Tematik
Dengan pelaksanaan pembelajaran tematik ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:
a) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan,
b) Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,
c) Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak  terpecah-pecah.
d)Dengan adanya pemaduan antarmata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

Evaluasi pembelajaran tematik difokuskan pada evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan pada tingkat keterlibatan, minat dan semangat peserta didik dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil lebih diarahkan pada tingkat pemahaman dan penyikapan peserta didik terhadap substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan peserta didik sehari-hari. Disamping itu evaluasi juga dapat berupa kumpulan karya peserta didik selama kegiatan pembelajaran yang bisa ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya peserta didik.
 Instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran dapat digunakan tes hasil belajar. dan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik melakukan suatu tugas dapat berupa tes perbuatan atau keterampilan dan untuk mengungkap sikap peserta didik terhadap materi pelajaran dapat berupa wawancara, atau dialog secara informal. Disamping itu instrumen yang dikembangkan dalam pembelajaran tematik dapat berupa: kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian, dll.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik  dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran tematik ini  memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan   pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajarannya lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa,   pemisahan mata  pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa. Pembelajaran tematik ini juga diharapkan dapat menjadikan para siswa dikalangan SD tidak bosan dan jenuh dalam menuntut ilmu pengethuan dan memberikan pengalaman juga kepada para siswa-siswi.
SARAN
Peningkatan  hasil belajar akan terwujud sejalan dengan upaya-upaya yang dilakukan guru. Peningkatan hasil belajar akan meningkatkan mutu pendidikan, pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia yang handal, cerdas dan berkepribadian kuat.  Oleh karena itu penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1) Guru harus dapat melaksanakan tugas dan perannya dalam pendidikan secara maksimal. 2) Untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan mutu pendidikan, pendidik harus berperan sebagai tenaga profesional yang mampu : menciptakan suasana yang tidak membosankan, menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, menarik, dan bermakna. 3) Penerapan pembelajaran tematik segera diberlakukan untuk kelas tinggi agar para siswa tidak jenuh dalam melakukan kegiatan belajar. 

DAFTAR PUSTAKA
Drake, Susan M. Creating Standards-Based Integrated Curriculum. California: Corwin Press, 2007.
Fogarty,  Robin. The Mindful School: How To Integrate The Curricula. Illinois: IRI/Skylight Publishing, Inc. 1991
Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar