Metode Pembelajaran Menyenangkan dalam kurikulum 2013
Pembelajaran
merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh
suatu sistem pendidikan. Ia ibarat jantung dari proses pembelajaran.
Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang
baik pula. Demikian pula sebaliknya. Hasil belajar pendidikan di Indonesia
masih dipandang kurang baik. Sebagian
besar siswa belum mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh
karena itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung
selama ini.
Pembelajaran
yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air
adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat
dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
tentang apa, mengapa, dan bagaimana PAKEM tersebut, serta prosedur atau
langkah-langkah yang dapat dilakukan instruktur. Dengan membaca dan mengikuti
proses-proses yang telah dirancang dalam
bagian ini, para peserta diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan bagaimana
PAKEM tersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat menerapkan di kelasnya
masing-masing.
Seperti
telah digambarkan sebelumnya model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Jadi, model PAKEM merupakan bingkai dari berbagai pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran yang
dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme. Seperti Contekstual Teaching and Learning (CTL), kooperatif learning,
problem posing, dll. Kontruktivisme
merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita
merupakan hasil konstruksi kita sendiri (von Glaserfeld dalam Pannen dkk,
2001:3). Konstruktivisme sebagai aliran filsafat, banyak mempengaruhi konsep
ilmu pengetahuan, teori belajar dan pembelajaran. Konstruktivisme menawarkan
paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Sebagai landasan paradigma
pembelajaaran, konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktif siswa
dalam proses pembelajaran, perlunya pengembagan siswa belajar mandiri, dan
perlunya siswa memiliki kemampun untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.
Seruan tersebut memberi dampak terhadap landasan
teori belajar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Semula teori belajar dalam
pendidikan Indonesia, lebih didominasi aliran psikologi behaviorisme. Akan
tetapi, saat ini, para pakar pendidikan di Indonesia banyak yang menyerukan
agar landasan teori belajar mengaju pada aliran konstruktivisme.
Akibatnya, oreintasi pembelajaran di kelas
mengalami pergeseran. Orentasi pembelajaran bergeser dari berpusat pada guru
mengajar ke pembelajaran berpusat pada siswa.
Siswa tidak lagi diposisikan bagaikan bejana
kosong yang siap diisi. Dengan sikap pasrah siswa disiapkan untuk dijejali
informasi oleh gurunya. Atau siswa dikondisikan sedemikian rupa untuk menerima
pengatahuan dari gurunya. Siswa kini diposisikan sebagai mitra belajar guru.
Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu. Guru hanya salah
satu sumber belajar atau sumber informasi. Sedangkan sumber belajar yang lain
bisa teman sebaya, perpustakaan, alam, laboratorium, televisi, koran dan
internet.
Bagi aliran konstruktivisme, guru tidak lagi
menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber
belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi
siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri (Hudojo,
1998:5-6). Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan bagaimana
guru mengajar. Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan
pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah
menstimulasi dan memotivasi siswa. Mendiagnosis dan mengatasi kesulitan siswa
serta menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman siswa (Suherman dkk,
2001:76).
Oleh karena itu, guru harus menyediakan dan
memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara aktif.
Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan, membangun,
mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama, dan melakukan eksperimentasi dalam
kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997: 53). Memperhatikan uraian di atas, dapat
dipahami bahwa pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) sejalan dengan prinsip
pembelajaran berparadigma konstruktivisme.
Hakekat PAKEM
PAKEM merupakan salah
satu pilar dari program MBS (Menciptakan masyarakat yang peduli pendidikan anak)
dan program ini merupakan program UNESCO
dengan bekerja sama dengan Depdiknas. PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses
aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang
hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan. Pendapat ini sejalan
dengan pendapat Vigotsky bahwa ada
keterkaitan antara bahasa dan pikiran. Dengan aktif berbicara (diskusi)
anak lebih mengerti konsep atau materi yang dipelajari. Pendapat yang senada
juga dikemukakan oleh Katz dan Chard
bahwa anak perlu keterlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dan
kebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk diam akan menghambat perkembangan
motorik, akademik, dan kreativitasnya.
Oleh karena itu, proses
belajar harus melibatkan semua aspek kepribadian manusia, yaitu mulai dari
aspek yang beruhubungan dengan pikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan,
sikap, dan keyakinan. Menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalam belajar siswa
akan memperoleh 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari
apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang
dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.(Dryden,2000: 100)
Unsur kedua dari PAKEM adalah kreatif. Kreatif artinya
memiliki daya cipta, memiliki kemampuan
untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9). Peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran akan menghasilkan generasi yang kreatif, artinya generasi yang
mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif
juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut Semiawan daya kreatif tumbuh dalam diri
seseorang dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi
seseorang. Untuk menimbulkan daya kreatif tersebut diperlukan suasana yang
kondusif yang menggambarkan kemungkinan tumbuhnya daya tersebut.(1999 : 66).
Suasana kondusif yang dimaksud dalam
PAKEM adalah uasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat
secara aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat mengemukakan gagasan
dan ide tanpa takut disalahkan oleh guru.
Adapun pembelajaran yang
efektif terujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya
kreatif bagi siswa sehingga dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan.
Setelah proses pembelajaran berlangsung, kemampuan yang diperoleh siswa tidak
hanya berupa pengetahuan yang bersifat verbalisme namun diharapkan berupa
kemampuan yang lebih bermakna. Artinya
siswan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa sehingga
menghasilkan kemampuan yang beragam.
Belajar yang efektif
dapat dicapai dengan tindakan nyata (learning by doing) dan untuk siswa
kelas rendah SD dapat dikemas dengan
bermain. Bermain dan bereksplorasi dapat membantu perkembangan otak, berbahasa,
bernalar, dan bersosialisasi.
Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya
perhatian siswa terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif yang tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa secara proses pembelajaran
berlangsung, sebab siswa memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus
dicapai,. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenagkan tetapi tidak efektif,
maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya sepertu bermain biasa. Kelas yang
sunyi, anak sebagai pendengar pasif, tidak ada aktivitas konkrit membosankan
dan belajar tidak efektif tidak kritis, tidak kreatif, komunikasi buruk,
apatis.
Kondisi yang
menyenangkan, aman, dan nyaman akan mengaktifkan bagian neo-cortex (otak
berpikir) dan mengoptimalkan proses
belajar dan meningkatkan kepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh
beban, guru galak akan menurunkan fungsi otak menuju batang otak dan anak tidak
bisa berpikir efektif, reaktif atau agresif.(Pancamegawani, 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa dalam
pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, siswa terlibat dalam
berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka melalui berbuat atau melakukan. Kemudian dalam PAKEM guru menggunakan
berbagai alat bantu atau media dan berbagai metode. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa dalam PAKEM guru menggunakan multi media dan multi metode,
sehingga kegiatan pembelajaran yang tecipta dapat membangkitkan semangat siswa dan dapat
mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa. Yang tidak kalah
pentingnya adalah PAKEM menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk menjadikan siswan menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
Untuk penataan kelas dalam PAKEM guru mengatur kelas dengan
memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok
baca. Dengan demikian siswa dapat memanfaatkan sumber belajar yang ada dalam
kelas sehingga kemampuan anak dapat bekembang lebih optimal.
Dalam strategi
pembelajaran guru menerapkan cara mengajar
yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk cara belajar kelompok. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya
sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Berdasar uraian di atas
secara singkat dapat dikatakan bahwa PAKEM adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif namun tetap Efektif dalam
suasana yang menyenangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar