PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
A.PERTUMBUHAN
FISIK
Perkembangan fisik telah lengkap dan mencapai puncaknya pada
masa adolesen. Pada masa dewasa muda tinggi badan orang maksimal naik sekitar
2-3cm kecuali dengan latihan-latihan yang luar biasa, tinggi badan orang dewasa
bisa naik sedikit lebih tinggi lagi. Perkembangan berat badan berjalan terus
dan bisa tidak beraturan sesuai dengan kebiasaan hidup, terutama kebiasaan
makan, mengonsumsi makanan, latihan fisik serta pola-pola kebiasaan hidup
lainnya. Pertambahan berat badan terjadi pada orang dewasa karena factor
bawaan.
Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik terus berjalan sesuai
dengan jenis pekerjaan, pendidikkan dan latihan yang diikuti serta hobi-hobi
aktivitas fisik yang diminati. Orang-orang yang menekuni pekerjaan atau
latihan-latihan yang banyak menuntut gerakan-gerakan fisik, seperti pekerja
berat, tentara, olahragawan, dan lain-lain, perkembangan kekuatan tulang cdan
ototnya akan terus berkembang. Orang-orang yang dalam pekerjaan atau latihannya
banyak menunutut kecekatan dan kelenturan aspek fisik, seperti para sekretaris,
staf ketatausahaan, pengrajin, penari, pemahat, pelukis, perancang, dan
lain-lain, perkembangan kecekatan, keterampilan, kelenturan fisiknya terus
berkembang. Perkembangan kekuatan tulang dan otot mulai berkurang dan melemah setelah usia 30-35 tahun, tetapi
kecekatan, keterampilan dan kelenturan masih bisa bertahan sampai usia 35-40
tahun, setelah itu fungsi aspek-aspek fisik mulai berkurang.
Fungsi-fungsi pengembangan keturunan yang sudah matang pada
akhir masa remaja, direalisasikan pada masa dewasa muda. Masa ini merupakan
masa yang cukup baik untuk pembinaan rumah tangga, melahirkan dan membina
keturunan. Mereka bukan saja telah matang secara fisik, tetapi juga secara
social, emosional dan nilai-nilai. Pada umumnya, pada usia ini merreka telah
memiliki penghasilan, maka secara ekonomis juga telah memiliki kesiapan.
B.PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL
Puncak perkembangan intelek telah tercapai pada masa
adolesen. Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa
dewasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti. Paling tinggi pada masa ini
IQ meningkat 5 point. Masa awal dewasa muda merupakan masa studi di perguruan
tinggi, pada jenjang Diploma, S1, S2 malahan S3. Berkenaan dengan kemampuan
intelektual, Cattel dan Horn membedakan dua macam kecerdasaan Yaitu fluid
intelligence, dan crystallized intelligence. Fluid intelligence meliputi proses
memahami hubungan, pembentukkan konsep-konsep, nalar dan abstraksi, yang tidak
banyak mendapatkan pengaruh dari pendidikkan dan kebudayaan; sedangkan
crystallized intelligence berkaitan dengan penguasaan kecakapan-kecakapan
khusus yang telah dipelajari. Crystallised intelligence tergantung pada latar
belakang budaya dan pendidikkan.
Sementara itu, Schaine mengemukakan bahwa perkembangan
kognitif merupakan transisi dari “apa yang ingin saya ketahui”(what I need to
know) yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak dan
remaja, menjadi “bagaimana sebaiknya saya mengunakan apa yang saya ketahui”
(how should I use what I know) yang merupakan integrasi keterampilan berpikir
pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi “mengapa saya perlu tahu” (why
should I know) yang merupakan pencairan tujuan dan makna yang berpuncak pada
dikuasainya “kebijaksanaan” (wisdom) pada usia tua. Proses transisi ini oleh
Schaine dibagi atas lima tahap berikut :
1.Tahap
Pemerolehan (Aquistive) berlangsung pada masa anak dan remaja.
2.Tahap
Penguasaan (Achieving) berlangsung pada usia 20-an sampai awal 30-an.
3.Tahap
Tanggung jawab (Responsible) berlangsung pada usia 30 – sampai akhir 60-an.
4.Tahap
ksekutif (Executive) berlangsung pada usia 30-an atau 40-an sampai awal 60-an.
5.Tahap
Reintegrasi (Reintegrative) berlangsung pada usia 60 tahun ke atas.
C.perkembangan
Moral
Teori perkembangan moral kognitif yang banyak dikaji dan
dijadikan acuan dalam pendidikkan adalah teori dari Kohlberg. Menurut Kohlberg
ada tiga tingkatan perkembangan moral kognitif, yaitu tahap prakonvensi,
konvensi dan pasca konvensi. Tahapan perkembangan aspek moral telah dicapai
pada usia adolesen. Sigmund Freud, bapaknya psikoanalisis yang terkenal itu,
berpendapat bahwa perkembangan moral pada wanita lebih rendah dibandingkan
dengan pria. Namun demikian, beberapa penelitian menyimpulkan, bahwa tidak ada
perbedaan yang nyata tentang perkembangan moral pada pria dengan wanita.
Perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh factor jenis kelamin, tetatpi lebih
banyak disebabkan oleh tingkat pendidikan dan profesi.
Berikut tahap-tahap perkembangan moral pada wanita dewasa
menurut Gilingan (1982)
Tahap 1. Orientasi terhadap keberadaan diri (orientasi of
individual srrvival). Pada periode ini para
wanita lebih mengonsentrasikan hidupnya kepada keberadaan dan
kepentingan dirinya, kepada apa yang baik dan berguna bagi dirinya. Perubahan
yang terjadi pada tahap ini adalah perubahan dari mementingkan diri kepada
tanggung jawab.
Tahap 2. Kebaikan sebagai pengorbanan diri (Goodness as self
sacrifice). Pada tahap ini mereka mulai menyadari tentang tanggung jawabnya
terhadap orang lain. Perubahan yang terjadi pada tahap ini adalah perubahan
dari kebaikan kepada kebenaran.
Tahap 3. Moralitas tidak berbuat kekerasan ( The morality of
non violence ). Pada tahap ini terjadi perubahan atau perkembangan kesadaran
dari tidak mau menyakiti orang lain dan menyakiti dirinya.
Dalam
studi lebih lanjut Gilingan bekerja sama dengan Attanucci (1988), menyimpulkan
bahwa baik pria maupun wanita sama, keduanya memiliki nilai kepedulian tentang
“perhatian” (care) dan “keadilan” (justice), tetapi antara keduanya ada
perbedaan dalam penerapannya. Pria lebih banyak berpikir dan memiliki
kepedulian terhadap masalah-masalah keadilan, sedang wanita lebih peduli
terhadap pemberian perhatian, perawatan, dan pemeliharaan kepada orang atau
kelompok khusus.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ORANG DEWASA
Para ahli yang mengikuti aliran nativisme berpendapat, bahwa
perkembangan orang dewasa itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang
dibawa sejak lahir.Menurut aliran nativisme, perkembangan orang dewasa itu
semata-mata bergantung pada pembawaan ( hereditas ). Tokoh utama aliran ini
adalah Schopenhauer, seorang filosof Jerman.
Aliran filsafat nativisme, yang di juluki sebagai aliran
pesimistis, memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam. Para ahli penganut
aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan individu manusia termasuk di
dalamnya oang dewasa ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan
pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Para ahli yang mengikuti pendirian empirisme mempunyai
pendapat yang bertentangan dengan pendirian aliran nativisme. Pengikut aliran
empirisme berpendapat bahwa perkembangan orang dewasa itu semata-mata
bergantung pada factor lingkungan. Tokoh utama dari aliran ini adalah John
Locke. Doktrin aliran empirisme yang terkenal adalah “tabula rasa “, sebuah
istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong.
Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan
pendidikan dalam perkembangan manusia termasuk perkembangan dewasa.
Aliran lain berpendapat, bahwa perkembangan orang dewasa itu
di pengaruhi oleh factor keturunan dan lingkungan. Aliran ini disebut aliran
konvergensi. Aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran empirisme
dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas dengan
lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan orang
dewasa. Aliran ini dirumuskan pertama kalinya oleh W.Stern
Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan orang
dewasa, Stern dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada
lingkungan atau pengalaman dan juga tidak berpegang pada pembawaan saja. Para
pengikut nativisme menyatakan bahwa lingkungan dan pembawaan merupakan faktor
yang sama pentingnya dalam perkembangan individu. Faktor pembawaan atau
keturunan tidak akan berarti apa-apa tanpa pengalaman dan pendidikan.
Aliran konvergensi berpendapat bahwa perkembangan orang
dewasa itu sangat dipengaruhi oleh faktor pembawaan maupun lingkungan. Bakat
sebagai kemungkinan yang telah ada pada masing-masing orang dewasa, tidak akan
berkembang dengan optimal apabila tidak didukung oleh lingkungan sesuai.
Demikianlah pandangan pra ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi orang
dewasa,.Meskipun demikian, ada faktor-faktor tertentu dalam kehidupan orang
dewasa yang akan mempermudah perkembangannya. Faktor yang paling berpengaruh
tersebut adalah :
A. KEKUATAN
FISIK
Faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa
adalah kekuatan fisik. Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai
dalam usia pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi
atau memecahkan persoalan-persoalan yang timbul pada masa orang dewasa.Untuk
memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 7 kebiasaan
hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan
fisik, yaitu :
1. Sarapan
pagi,
2. Makan
secara teratur,
3. Makan
secukupnya untuk memelihara berat badan yang normal,
4. Tidak
merokok,
5. Tidak
minum minuman yang mengandung alcohol,
6. Olahraga
yang teratur,
7. Tidur
secukupnya.
B. KEMAMPUAN
MOTORIK
Faktor kedua yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa
adalah kemampuan motorik. Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak
kekuatannya antara usia dua puluhan dan tiga puluhan. Kecepatan respons
maksimal terdapat antara usia dua puluhan dan dua puluh lima tahun dan sesudah
itu kemampuannya sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan
kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan
kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilannya secara
lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang
baik cenderung akan dapat menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut
kemampuan fisik.
C. KEMAMPUAN
MENTAL
Faktor ketiga yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa
adalah kemampuan mental. Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri pada situasi-situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu
pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental
ini mencapai puncaknya dalam usia dua puluhan, kemudian sedikit demi sedikit
menurun.
Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat
penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan,
jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik. Penelitian-penelitian terhadap
kemampuan mental dengan menggunakan tes intelegensi, sangat jelas menggambarkan
adanya kemampuan mental yang baik dalam masa dewasa awal ( Arthur T.
Jersid,1978)
D. MOTIVASI
UNTUK BERKEMBANG
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa
adalah motivasi untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai usia dewasa
secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang-orang
dewasa yang mandiri oleh kelompok social mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi
orang-orang dewasa untuk mengembangkan dirinya.
Motivasi untuk berkembang memiliki peran yang strategis
dalam perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk
menguasai tugas-tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan
perilakunya ke arah terkuasainya tugas-tugas perkembangan orang dewasa.
E.MODEL
PERAN
Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat
berpengaruh terhadap perkembangan orang dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi
dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani. Karena
berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mereka memperoleh motivasi untuk
mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dianut oleh
masyarakat orang dewasa
Perbedaan Individu Orang Dewasa
Perbedaan bukan hanya dominasi anak-anak. Pada individu
dewasa pun perbedaan itu tetap pada Lingkungan, pengalaman dan atau
pembawaanlah yang menyebabkan perbedaan
pada individu dewasa.
Perbedaan pada individu dewasa meliputi :
1. Perbedaan
minat
2. Perbedaan
kecerdasan/kecakapan
3. Perbedaan
kepribadian
A.Perbedaan
Dalam Minat
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu.
Minat dibagi menjadi 3 kategoriyaitu :
1. Minat
pribadi
Yaitu kecenderungan hati yang tinggi terhadap kehidupan
pribadinya.
Minat pribadi dibagi menjadi 3 macamyaitu :
a.Penampilan
Minat terhadap penampilan memfokuskan pada penampilan
fisik(tinggi, berat badan, serta raut wajah).
b. Pakaian
dan perhiasan
Pakaian dan perhiasan adalah symbol status serta member
citra bagi isi pemakainya.
c. Uang
Orang dewasa sangat berminat untuk mempelajari bagaimana
cara mendapat uang yang ada lebihnya, kemudian mengolahnya untuk memenuhi
kebutuhan diri dan keluarganya
d.Agama
Individu dewasa juga manaruh minat yang tinggi terhadap agama. Mengingat
individu dewasa mempunyai tugas dantanggung jawab mengajarkan agama kepada
anak-anak meraka. Namun seiring dengan kesibukan individu dewasa, maka minat
terhadap agama di pengaruhi oleh factor-faktor :
Jenis
kelamin
Wanita lebih berminat pada agama dari pada pria
Kelas
sosial
Golongan kelas menengah lebih tertarik pada agama disbanding
golongan kelas atas atau yang lebih rendah
Lokasi
tempat tinggal
Mereka yang tinggal di pedesaan/pinggir kota lebih berminat
pada agama dibanding mereka yang tinggal di kota
Latar
belakang keluarga
Orang dewasa yang di besarkan di keluarga agamis cenderung
lebih tertarik pada agama di banding individu yang dibesarkan di keluarga
sekuler
Minat
religious teman-teman
Orang dewasa lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika
tetangga atau temannya aktif dalam organisasi keagamaan
Pasangan
dari iman yang seiman
Individu dewasa akan nyaman/khusyu menjalankan hal-hal yang
berbau keagamaan jika dijalan kan dengan teman/pasangan yang seiman dan
sebaliknya
Kecemasan
akan kematian
Dengan mengingat kematian individu dewasa akan lebih
religious dalam aktifitasnya
Pola
kepribadian
Individu yang berpandangan seimbang lebih luwes terhadap
agama lain, biasanya lebih aktif dalam kegiatan keagamaan
2. Minat
Rekreasi
Rekreasi diartikan sebagai kegiatan yang memberikan
kesegaran psikologis setelah mengalami keresahan psikologis. Rekreasi bagi
individu dewasa tidak selalu bepergian kesuatu tempat layaknya arti rekreasi
pada anak-anak. Banyak faktor yang mempengaruhi pola rekreasi individu dewasa,
antara lain :
o Kesehatan
o Waktu
o Status
perkawinan
o Status
sosialekonomi
o Jenis
kelamin
o Penerimaan
sosial
3. Minat
sosial
Semua individu dewasa memiliki minat dan keinginan untuk
berarti, lebih berdaya guna bagi lingkungan masyarakatnya. Karenanya individu
dewasa mengarahkan minatnya pada aktivitas-aktivitas sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan aktivitas social
individu dewasa:
• Mobilitas
sosial
Semakin besar keinginan individu dewasa untuk meningkatkan
status sosialnya maka semakin giat pula melibatkan diri dengan organisasi
masyarakat yang akan membantunya untuk
naik kejenjang sosial yang lebih tinggi.
• Status
social ekonomi
Status social ekonomi yang baik akan mampu berperan dalam
kegiatan sosial
• Lamanya
tinggal dalam suatu kelompok masyarakat
Berpindah –pindahnya tempat tinggal individu dewasa dapat
menumbuhkan rasa partisipasi aktif yang tinggi dalam berorganisasi dan dalam
rangka mencari teman.
• Kelas
social
Individu dewasa yang punya kelas social tinggi dan menengah
lebih sering aktif dalam berbagai organisasi masyarakat
• Lingkungan
Kehidupan social individu dewasa di perkotaan tidak sebaik
kehidupan social di pedesaan yang lebih mengenal keramah tamahan dan akrab
dengan tetangga
• Jenis
kelamin
Pria yang sudah menikah lebih bebas berkecimpung dalam
kegiatan sosial di banding pria lajang dan sebaliknya.
• Umur
kematangan social
Pria dan wanita yang dewasanya lebih cepat, lebih aktif
berorganisasi dibanding pria yang terlambat dewasanya
• Urutan
kelahiran
Individu dewasa yang merupakan anak pertama lebih aktif
dalam kegiatan masyarakat
• Keanggotaan
dari tempat ibadah
Individu dewasa yang merupakan anggota tempat ibadah
cenderung lebih aktif dalam kegiatan keagamaan dan organisasi masyarakat.
B. Perbedaan
dalam kepribadian
Kepribadian adalah semua perilaku individu dewasa yang
tampak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kepribadian dipengaruhi
oleh factor hereditas dan pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan
demikian kepribadian melahirkan formula sebagaiberikut :
P = f (H,E,T) atau P = a + bH + bE +bT
Keterangan :
P = perilaku atau pribadi
f = fungsi
H = hereditas( pembawaan )
E = environment ( lingkungan, termasukbelajar )
T = time ( waktu, tingkatperkembangan, kematangan )
a = konstanta
Ciri-ciri kepribadian individu dewasa yang tampak dalam
interaksi lingkungannya, dapat dilihat sebagai berikut :
Karakter,
konsekuen/tidaknya individu dewasa dalam memegang pendirian/pendapat
Temperamen,
cepat/lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan dari luar
Sikap
sambutan individu dewasa terhadap objek-objek
Stabilitas
emosional (mudah tersinggung/tidak, marah,menangis atau putus asa) individu dewasa
Tanggung
jawab( menerima/cucitangan, melarikan diri dari resiko dari perbuatan) individu
dewasa
Sosiabilitas
(keterbukaan/ketertutupan serta kemampuan berinteraksi) individu dewasa
C.Kecakapan
Individu dewasa yang
memiliki kecakapan tertentu bukan karena kelahirannya semata tetapi
dipengaruhi oleh perkembangan dan pengalaman. Semua individu dewasa mempunyai potensi dasar berperilaku intelegen/kecakapan
Ada 2 kategori kecakapan :
1. Kecakapan
nyata/aktual, aspek kecakapan yang segera dapat di demonstrasikan.
Kecakapan nyata merupakan hasil usaha/belajar dengan cara,
bahan dan pengetahuannya
2. Kecakapan
potensial, aspek kecakapan yang diperoleh secara hereditas ( pembawaan
kelahiran ) yang berupa kecakapan dasar umum/intelegensi dan kecakapan dasar
khusus/bakat
Intelegensi dan bakat dapat di deteksi dengan
mengidentifikasi indikator-indikator perilaku intelegen, seperti :
Kemudahan
menggunakan bilangan
Efisiensi
dalam berbahasa
Kecepatan
dalam pengamatan
Kemudahan
dalam mengingat
Kemudahan
dalam memahami hubungan
Imajinasi
Intelegensi dapat di kelompokkan menjadi
1. Superior/genius,
yaitu kelompok individu yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan dengan mudah
2. Normal,
yaitu kelompok individu yang dapat bertindak biasa dalam kecepatan, ketepatan
dan kemudahan, menurut batasan waktu dan tingkat kesukaran yang telah
ditetapkan
3. Sub-normal,
yaitu kelompok individu yang bertindak
jauh lebih lambat dalam hal kecepatan, lebih banyak ketidak tepatan dan
kesulitannya
Individu yang mempunyai kecakapan dasar khusus, yaitu
individu yang memiliki kemampuan dasar salah satu kategori ini yaitu :
1. bilangan
( numerical abilities )
2. bahasa (
verbal abilities )
3. tilikan
ruang ( spatial abilities )
4. tilikan
hubungan social ( social abilities ) dan
5. gerakmotoris
( motorical abilities )
Selain factor lingkungan dan pembawaan, factor pengalaman
juga menyebabkan perbedaan pada individu dewasa. Pengalaman adalah penerimaan
orang dewasa terhadap pengaruh dari lingkungan tersebut. Pengalaman terbentuk
berdasarkan penilaian dan membandingkan antara diri dengan lingkungannya.
Dibawah ini adalah beberapa pendapat para ahli tentang
perbedaan individu orang dewasa:
a. Freud
Perbedaan individu dewasa disebabkan oleh berbedanya
kekuatan daya pendorong The Id dan
Kendali dari Super Ego, serta kuatnya dorongan kompleks lainnya (factor
perangsangnya).
b. Alferd
Adler
Menurut Alfred
perbedaan individu dewasa bergantung pada hasrat dan cita-cita.
c. Kunkel
Adanya perbedaan diantara individu dewasa disebabkan oleh
kadar rasa harga diri yang berbeda tingkatannya.
d. Stern
Menurut Stern perbedaan individu dewasa disebabkan adanya
perbedaan kesadaran pribadi dalam mempertahankan dan mengembangkan dirinya.
e. Rollo May
Perbedaan individu
dewasa disebabkan adanya perbedaan dalam pandangan subjektif terhadap
partisipasi dengan lingkungannya serta perbedaan kadar kecenderungan dalam
mempertahankan ke unikannya.
f. Watson
Perbedaan individu dewasa disebabkan perbedaan pendidikan
dan pengalaman.
g. Lewin
Menurutnya, tingkah
laku individu dewasa ditentukan oleh pengalamannya dalam membaca situasi
medan dan setempat.
h. Rotter
Perbedaan individu dewasa disebabkan karena adanya perbedaan
pengalaman individu dewasa dalam hubungan sosialnya di masa lalu.
i. Sullivan
Perbedaan pengalaman masing-masing individu membuat berbeda
cara individu dalam mereaksi terhadap lingkungannya.
Kebutuhan Kebutuhan Orang Dewasa
Teori Biologis :
Lebih menekankan pada mekanisme pembawaan biologi seperti insting dan kebutuhan
kebutuhan biologis.
Teori Sosiologis : Lebih menekankan pada pengaruh kebudayaan
atau kehidupan masyarakat.
Orang dewasa melakukan aktifitas karena ia didorong oleh
adanya faktor faktor biologis serta adanya pengaruh perkembangan budaya
manusia.
Menurut Maslow, Kebutuhan orang dewasa dapat digolongkan ke
dalam lima tingkatan. Lima tingkatan tersebut adalah
1. Kebutuhan
yang bersifat biologis.
2. Kebutuhan
rasa aman
3. Kebutuhan
kebutuhan sosial
4. Kebutuhan
akan harga diri
5. Kebutuhan
untuk berbuat yang terbaik
Kebutuhan orang dewasa bersifat dinamis, artinya kebutuhan
tersebut berubah ubah.
Menurut morgan, orang dewasa memiliki 4 kebutuhan;
1. Kebutuhan
untuk melakukan suatu aktifitas
2. Kebutuhan
untuk menyenangkan orang lain
3. Kebutuhan
untuk mencapai hasil
4. Kebutuhan
untuk mengatasi kesulitan
Menurut Murray dan Edwards ada 15 kebutuhan orang dewasa;
1. Kebutuhan
berprestasi (achievement)
2. Kebutuhan
rasa hormat (deference)
3. Kebutuhan
keteraturan (order)
4. Kebutuhan
memperlihatkan diri (exhibition)
5. Kebutuhan
otonomi (autonomy)
6. Kebutuhan
afiliasi (affiliation)
7. Kebutuhan
intrasepsi (intraception)
8. Kebutuhan
berlindung (succorance)
9. Kebutuhan
dominan (dominance)
10. Kebutuhan
merendah (abasement)
11. Kebutuhan
memberi bantuan (naturance)
12. Kebutuhan
perubahan (change)
13. Kebutuhan
ketekunan (endurance)
14. Kebutuhan
heteroseksualitas (heterosexuality)
15. Kebutuhan
agresi (aggresion)
Dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut, orang dewasa
dituntut untuk mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan sekarang mereka
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
1. Tugas-tugas
perkembangan masa dewasa/muda;
a. Mengembangkan
sikap wawasan dan pengalaman nilai-nilai agama
b. Memperoleh
atau memulai suatu pekerjaan
c. Memiliki
pasangan
d. Mulai
memasuki pernikahan
e. Belajar
hidup berkeluarga
f. Mengasuh
dan mendidik anak
g. Mengelola
rumah tangga
h. Memperoleh
kemampuan dan kemantapan karier
i. Mengambil
tanggung jawab atau pesan sebagai warga masyarakat
j. Mencari
kelompok sosial yang menyenangkan
2. Tugas-tugas
perkembangan masa dewasa madya;
a. Memantapkan
pengalaman nila-nilai agama
b. Mencapai
tanggung jawab sosial sebagai warga negara
c. Membantu
anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab da bahagia
d. Menerima
dan menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang terjadi pada aspek fisik
e. Memanatpkan
keharmonisan hidup berkeluarga
f. Mencapai
dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier
g. Memantapkan
peran-perannya sebagai orang dewasa
3. Tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa lanjut(masa tua);
a. Lebih
memantapkan diri dalam mengamalkan norma atau ajaran agama
b. Mampu
menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan
c. Menyesuaikan
diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga
d. Menyesuaikan
diri dengan kematian pasangan hidup
e. Membentuk
hubungan dengan orang lain yang seusia
f. Memantapkan
hubungan yang lebih harmonis dengan anggota keluarga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar