MENGEMBANGKAN STRATEGI
INSTRUKSIONAL (PEMBELAJARAN)
oleh :
Dirgantara Wicaksono
A. APAKAH STRATEGI INSTRUKSIONAL
ITU?
Kegiatan instruksional yang dilakukan pengajar beragam. Setiap
pengajar mempunyai cara sendiri untuk menentukan urutan kegiatan
instruksionalnya. Setiap cara dipilih atas dasar keyakinan akan keberhasilannya
dalam mengajar. Pemilihan itu mungkin didasarkan atas intuisi, kepraktisan,
atau mungkin pula atas dasar teori –teori tertentu.
Dick & Carey
(1985) Strategi intruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set
bahan instruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama
bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu. Ia menyebutkan lima komponen umum dari strategi intruksional sebagai
berikut :
1. Kegiatan
praintruksional
2. Penyajian
informasi
3. Partisipasi
mahasiswa
4. Tes
5. Tindak
lanjut
Gagne
dan Briggs (1979) menyebutkan sembilan urutan kegiatan instruksional yaitu :
1. Memberikan
motivasi atau menarik perhatian
2. Menjelaskan
tujuan instruksional kepada Mahasiswa
3. Mengingatkan
kompetensi prasyarat
4. Member
stimulus (masalah, topic, konsep)
5. Member
petunjuk belajar (cara mempelajari)
6. Menimbulkan
penampilan mahasiswa
7. Memberi
umpan balik
8. Menilai
penampilan
9. Menyimpulkan
Briggs
dan Wager (1981) mengungkapkan bahwa tidak semua pelajaran memerlukan seluruh Sembilan
urutan kegiatan. Sebagian pelajaran hanya menggunakan beberapa diantara
Sembilan urutan tergantung kepada karakteristik mahasiswa dan jenis perilaku
yang ada dalam tujuan intstruksional, sepanjang rasionalnya jelas.
Strategi instruksional disusun untuk
mencapai tujuan instruksional tertentu, ia harus disusun sesuai dengan TIK.
Pada umumnya model desain instruksional seperti instructional Development
Institute, Systems Approach for Education, The Project Minerva, Banathy, dan
Teaching research menggunakan langkah yang sama yaitu mengembangkan strategi
instruksional langsung dari TIK.
Strategi instruksional yang
dijelaskan didalam buku ini pada dasarnya terbagi atas empat komponen utama,
yaitu : urutan kegiatan instruksional, metode, media, dan waktu.
Komponen utama yang pertama yaitu
urutan kegiatan instruksional mengandung beberapa komponen, yaitu pendahuluan,
penyajian, dan penutup.
Komponen Pendahuluan terdiri
atas tiga langkah sebagai berikut :
1. Penjelasan
singkat tentang isi pelajaran
2. Penjelasan
relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman mahasiswa dan
3. Penjelasan
tentang tujuan instruksional
Komponen
Penyajian juga terdiri atas tiga langkah, yaitu :
1. Uraian
2. Contoh
dan
3. Latihan
Komponen
Penutup terdiri atas dua langkah sebagai berikut :
1. Tes
formatif dan umpan balik
2. Tindak
lanjut
Komponen
utama yang kedua, yaitu metode instruksional terdiri atas berbagai macam metode
yang digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional.
Komponen
utama yang ketiga yaitu media instruksional, berupa media cetak dan atau media
audiovisual yang digunakan pada setiap langkah pada urutan kegiatan
instruksional.
Selanjutnya
dalam bentuk bagan Strategi Instruksional tampak sebagai berikut :
URUTAN
KEGIATAN INSTRUKSIONAL
|
METODE
|
MEDIA
|
WAKTU
|
|
PENDAHULUAN
|
Deskripsi Singkat
|
|
|
|
Relevansi
|
|
|
|
|
TIK
|
|
|
|
|
PENYAJIAN
|
Uraian
|
|
|
|
Contoh
|
|
|
|
|
Latihan
|
|
|
|
|
PENUTUP
|
Tes Formatif
|
|
|
|
Umpan balik
|
|
|
|
|
Tindak Lanjut
|
|
|
|
B. KOMPONEN UTAMA PERTAMA
Urutan kegiatan Instruksional terdiri
dari:
1. Komponen
pendahuluan
2.
Penyajian dan
3.
Penutup
1. Subkomponen
Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dari
kegiatan instruksional yang sesungguhnya. Dick dan Carey (1985) menyebutnya pre-instructional
activities dan modul Universitas Terbuka menggunakan istilah pengantar atau
kadang-kadang disebut pendahuluan.
Fungsi subkomponen
Pendahuluan ini akan tercermin dalam ketiga langkah yang akan dijelaskan di
bawah ini:
a. Singkat
tentang Isi Pelajaran
b. Penjelasan
Relevansi Isi Pelajaran Baru
c.
Penjelasan tentang Tujuan
Instruksional
Dengan
melewati tiga fase tersebut diharapkan efektifitas pembelaran akan tercapai.
Karena mereka mengetahui urgensi materi tersebut apalagi waktu yang dibutuhkan
tidak banyak hanya 3-5 menit saja
Dalam bentuk bagan, subkomponen
Pendahuluan dapat digambarkan sebagai berikut:
Komponen Pendahuluan dan Langkah-Iangkah di Dalamnya
Urutan
kegiatan pendahuluan
|
Metode
|
Media
|
Waktu
|
Deskripsi
Singkat
|
|
|
|
Relevansi
|
|
|
|
TIK
|
|
|
|
2.
Subkomponen Penyajian
Setelah
selesai kegiatan Pendahuluan, pengajar mulai memasuki kegiatan Penyajian.
Penyajian adalah subkomponen yang sering ditafsirkan secara awam sebagai
pengajaran karena memang merupakan inti kegiatan pengajaran. Di dalamnya
terkandung tiga pengertian pokok sebagai berikut:
a. uraian,
b.
contoh,
c. latihan.
Dalam
bentuk bagan komponen penyajian ini tampak sebagai berikut:
Komponen Penyajian dan Langkah-Iangkah
di Dalamnya
Urutan
kegiatan penyajian
|
Metode
|
Media
|
Waktu
|
Uraian
|
|
|
|
Contoh
|
|
|
|
Latihan
|
|
|
|
3.
Subkomponen Penutup
Penutup
adalah subkomponen terakhir dalam urutan kegiatan intruksional. Ia terdiri dari
dua langkah, yaitu:
a.
Tes Formatif dan Umpan Balik
b.
Tindak Lanjut
Urutan
kegiatan Penutup
|
Metode
|
Media
|
Waktu
|
Tes
Formatif dan Umpan Balik
|
|
|
|
Tindak
Lanjut
|
|
|
|
C.
KOMPONEN UTAMA KEDUA
Metode
Instruksional
Metode
instruksional berfingsi sebagai cara menyajikan isi pelajaran kepada mahasiswa
untuk tujuan tertentu. Diantara
metode yang bisa digunakan pengajar dalam kegiatan instruksional adalah:
1. Metode
Ceramah.
Baik
digunakan, jika:
-
kegiatan instruksional
baru dimulai.
-
Waktu
terbatas sedangkan materi banyak.
-
Jumlah
pengajar sedikit sedangkan mahasiswa banyak.
Kelemahannya:
-
partisipasi
mahasiswa rendah (tergantung materi dan penceramahnya, pen).
-
Kemajuan mahasiswa
sulit dipantau.
-
Perhatian
dan minat mahasiswa sulit dipantau.
2. Metode
Demonstrasi.
Mensyaratkan
adanya keahlian mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan
tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya.
Baik
digunakan, jika:
-
kegiatan bersifat
formal, magang atau latihan kerja.
-
Materi pelajaran
berbentuk keterampilan gerak psikomotor, petunjuk, bahasa asing dan prosedur
melaksanakan suatu kegiatan.
-
Sebagai pengganti dan
penyederhanaan kegiatan yang panjang.
-
Untuk menunjukkan
standar penampilan.
Kelemahannya:
Sulit
mendapatkan orang yang ahli dalam demonstrasi dan dalam menjelaskan langkah
yang didemonstrasikan secara verbal.
3. Metode
Penampilan.
Berbentuk
pelaksanaan praktik oleh mahasiswa dibawah pengawasan pengajar. Oleh karena
itu, pengajar harus: memberikan penjelasan yang cukup kepada mahasiswa selama
praktik berlangsung dan melakukan tindakan pengamanan sebelum kegiatan dimulai.
Baik
digunakan jika:
-
pelajaran
telah mencapai tingkat lanjutan.
-
Kegiatan
bersifat formal, latihan kerja atau magang.
-
Mahasiswa
mendapatkan kemungkinan untuk menerapkan pelajaran yang telah didapatkannya.
-
Kondisi
praktik sama dengan kondisi kerja.
-
Dapat
disediakan supervisi dan bimbingan kepada mahasiswa secara dekat selama
praktik.
Kelemahannya:
-
untuk mendapat hasil
yang baik, membutuhkan waktu panjang.
-
Membutuhkan fasilitas
dan alat husus yang mungkin mahal, sulit diperoleh dan dirawat secara
terus-menerus.
-
Membutuhkan pengajar
yang lebih banyak, karena setiap pengajar hanya dapat membantu sejumlah kecil
mahasiswa.
4. Metode
Diskusi.
Persiapan
pengajar:
-
mempersiapkan
topik atau bahan ajar yang akan didiskusikan.
-
Menyebutkan
pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan studi khusus kepada mahasiswa
sebelum diskusi.
-
Menugaskan
mahasiswa untuk menjelaskan, menganalisis dan meringkas.
-
Membimbing diskusi,
tidak memberi ceramah.
-
Sabar dalam menghadapi
kelompok yang lambat dalam diskusi.
-
Awas kepada kelomok
yang kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu.
Baik
digunakan jika:
-
tahap menengah atau
tahap akhir belajar.
-
Pelajaran formal atau
magang.
-
Perluasan pengetahuan
yang telah dikuasai mahasiswa.
-
Belajar
mengindentifikasi, memcahkan masalah atau mengambil keputusan.
-
Membiasakan mahasiswa
berhadapan dengan berbagai pendekatan, interpretasi dan kepribadian.
-
Menghadapi masalah
secara berkelompok.
Kelemahannya:
-
menyita waktu lama dan
jumlah mahasiswa harus sedikit.
-
Mahasiswa
harus memiliki latarbelakang yang cukup dalam tentang materi diskusi.
-
Kurang
tepat digunakan pada tahap awal belajar.
5. Metode
Studi Mandiri.
Cara
pelaksanaannya:
-
memberikan daftar
bacaan yang sesuai kepada mahasiswa
-
menjelaskan
indikator yang akan dicapai.
-
Mempersiapkan
tes untuk menilai penguasaan mahasiswa.
Penerapannya:
-
pada tahap akhir proses
belajar.
-
Dapat
digunakan pada semua mata pelajaran.
-
Menunjang metode
instruksional yang lain.
-
Meningkatkan kemampuan
kerja mahasiswa.
-
Mempersiapkan mahsiswa
untuk kenaikan tingkat atau jabatan.
-
Memberikan kesempatan
mahasiswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri oleh mahsiswa lain.
Kelemahannya:
Hanya
bisa digunakan jika mahasiswa mampu menentukan sendiri tujuannya dan dapat
memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk tujuan tersebut.
6. Metode
Kegiatan Instruksional Terprogram.
Metode
ini memerlukan bahan yang sudah disiapkan secara khusus, isi pelajaran di
dalamnya dipecah menjadi langkah-langkah kecil yang diurutkan secara cermat
untuk mengurangi kesalahan dan diikuti oleh umpan balik.
Yang
musti diperhatikan:
-
bahan
dan alat-alat harus benar-benar siap.
-
Mahasiswa benar-benar tahu bahwa bahan itu
bukan tes.
-
Tersedia
sumber jika mahasiswa mengalami kesulitan.
-
Kemampuan
mahasiswa dicek secara periodik untuk membuatnya benar-benar belajar.
Metode
ini diterapkan untuk:
-
semua tahap belajar.
-
Pelajaran formal, jarak
jauh dan magang.
-
Mengatasi kesulitan
perbedaan individual.
-
Mempermudah mahasiswa
belajar dalam waktu yang diinginkan.
Kelemahannya.
-
metode kurang
fleksibel.
-
Biaya pengembangan
tinggi.
-
Mhasiswa
kurang dapat interaksi sosial.
7. Metode
Latihan dengan Teman (tutor sebaya?).
Menjadikan
maahsiswa yang telah lulus sebagai pelatih bagi mahasiswa lainnya.
Yang
perlu diperhatikan:
-
memperhatikan mahsiswa
tertentu yang telah mencapai tingkat lanjut dalam melaksanakan tugas dibawah
supervisi.
-
Setelah itu, mahasiswa
dilatih dalam keterampilan melakukannya.
-
Setelah lulus tes, ia
menjadi pelatih bagi mahasiswa berikutnya.
Baik
diterapkan pada:
-
semua
tahap yang membutuhkan latihan satu persatu.
-
Latihan kerja, formal
dan magang.
Kelemahannya:
-
terbatasnya mahasiswa
yang dapat dilatih pada periode tertentu.
-
Kegiatan
latihan harus dikontrol untuk mempertahankan kwalitas.
8. Metode
Simulasi.
Menampilkan
simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau benda yang
sebenarnya.
Yang
perlu diperhatikan:
-
pada tahap permulaan:
diperlukan tingkat dibawah realitas. Mahasiswa diharapkan mengindentifikasi
lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu
dan sebagainya.
-
Pada tahap pertengahan:
diperlukan tingkat realitas yang memadai. Mahasiswa diharapkan mempelajari
sesuatu dengan lebih luas dan mulai mengkoordinasikan
keterampilan-keterampilan.
-
Pada tahap akhir:
diperlukan tingkat realitas yang tinggi. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan
pekerjaan seperti seharusnya.
Baik
diterapkan untuk:
-
semua tahap belajar.
-
Pendidikan formal atau
magang.
-
Memberikan
kejadian-kejadian yang analogis.
-
Memungkinkan
praktik dan umpan balik dengan resiko kecil.
-
Diprogramkan sebagai
alat pelajaran mandiri.
Kelemahannya:
-
biaya tinggi dan waktu
lama.
-
Fasilitas,
alat-alat yang diperlukan sulit atau mahal.
-
Resiko mahasiswa dan
pengajar tinggi.
9.
Metode
Sumbang Pendapat atau Sumbang Saran.
Metode ini merupakan proses penampungan pendapat dari
mahasiswa tanpa evaluasi dari kualitas pendapat mahasiswa tersebut. Guru tidak
boleh berorientasi terhadap hasil metode tersebut, namun hendaklah ia mendorong
keberanian mahasiswanya untuk mengajukan pendapat tanpa takut disalahkan.
Metode ini tepat digunakan untuk meningkatkan partisipasi
mahasiswa dalam mengajukan pendapatnya dalam mencari pemecahan berbagai
masalah.
10. Metode
Studi Kasus.
Dikembangkan
untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan mendapatkan presepsi baru
dari suatu konsep dan masalah.
Kesulitan
menggunakan metode ini:
-
mendapatkan kasus yang
sesuai dengan yang ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan
sesuai dengan lingkungan mahasiswa.
-
Mengembangkan kasus
sangat mahal.
11. Metode
Computer Assested Learning.
Berbentuk
suatu seri kegiatan belajar yang sangat berstruktur dengan menggunakan
komputer. Isi masalah dimunculkan oleh komputer dalam bentuk masalah, lalu
mahasiswa diminta memberikan solusi dari masalah itu dan umpan balik akan muncul
dalam hitungan detik.
Metode
ini dapat digunakan pada setiap tingkat pengetahuan dari yang paling sederhana
sampai ke yang paling kompleks.
Kesulitan
penggunaan metode ini:
-
pengembangan program
ini membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang lama.
-
Pengadaan
dan pemeliharaan alat mahal.
12. Metode
Insiden.
Metode
ini merupakan pariasi dari metode studi kasus, mahasiswa diberi data dasar yang
tidak lengkap tentang masalah atau peristiwa dan ia berkewajiban mencari data
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Kelebihan
metode ini dari metode studi kasus adalah mahasiswa diberikan menyelami masalah
terlebih dahulu sebelum ia berfikir kritis untuk memecahkanya.
13. Metode
Praktikum.
Berbentuk
pemberian tugas kepada mahasiswa untuk menyelasaikan suatu proyek dengan
praktik dan instrumen tertentu.
14. Metode
Proyek.
Berbentuk
pemberian tugas kepada seluruh mahasiswa untuk dikerjakan secara individual.
Laporan penyelesaian dituangkan dalam
bentuk makalah.
15. Metode
Bermain Peran.
Metode
ini digunakan untuk memperaktikkan isi pelajaran yang baru saja dipelajarinya
untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
sesungguhnya. Metode ini memerlukan observasi yang cermat dari pengajar untuk
mengetahui kekurangan setiap peran yang dilakukan mahasiswa.
16. Metode
Seminar.
Dilakukan
oleh sekelompok mahasiswa untuk membahas masalah tertentu, penyelasaian masalah
menjadi tanggung jawab semua anggota seminar, sementara guru hanya sebagai
narasumber.
17. Metode
Simposium.
Seri
ceramah mengenai berbagai topik dalam bidang tertentu yang diberikan oleh
beberapa ahli.
18. Metode
Tutorial.
Berbentuk
pemberian bahan yang telah dikembangkan
kepada mahasiswa dan disediakan waktu untuk konsultasi secara periodik tentang
kemajuan dan masalah yang dihadapinya.
19. Metode
Deduktif.
Dimulai
dengan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, disusul
dengan penerapannya atau contoh-contohnya pada situasi tertentu. Metode ini
bergerak dari yang umum ke yang khusus.
Dapat
digunakan bila:
-
mahasiswa
belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari.
-
Isi pelajaran meliputi
terminologi, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berfikir kritis.
-
Pengajaran memiliki
persiapan yang baik dan pembicaraan yang baik pula.
-
Waktu yang tersedia
singkat.
20. Metode
Indukatif.
Dimulai
dengan pemberian kasus, fakta, contoh atau sebab yang mencerminkan suatu konsep
atau prinsip, lalu mahasiswa dibimbing
untuk berusaha mensintesis, menemukan atau menyimpulkan prinsip dasar atau pelajaran tersebut.
Metode ini dapat digunakan bila:
-
mahasiswa
telah mengenal pelajaran tersebut.
-
Yang diajarkan berupa
keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
-
Pengajar hendaklah
terampil mendengarkan yang baik, fleksibel, terampil mengajukan dan mengulang
pertanyaan serta harus sabar.
-
Waktu yang tersedia
cukup panjang.
Tidak
semua metode sesuai untuk tujuan instruksional tertentu, namun diperlukan
pemilihan yang didasarkan atas TIK yang telah dirumuskan sebelumnya.
D.
KOMPONEN UTAMA KETIGA
Media Instruksional
Media adalah
alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada
penerima pesan. Kemampuannya adalah sebagai
berikut:
1. Memperbesar
benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi lebih besar.
2. Menyajikan
benda atau peristiwa yang terletak jauh dari mahasiswa ke hadapan mahasiswa.
3. Menyajikan
peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan sangat cepat atau sangat
lambat menjadi lebih sistematis dan sederhana.
4. Menampung
sejumlah besar mahasiswa untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang
sama.
5. Menyajikan
benda atau peristiwa berbahaya ke hadapan mahasiswa.
6.
Meningkatkan
daya tarik pelajaran dan perhatian mahasiswa.
7. Meningkatkan
sistematika pengajaran.
Allen
memberikan petunjuk yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang
sesuai dengan tujuan instruksional tertentu. Ia menggambarkan tinggi- rendahnya
kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan belajar sebagai
berikut:
Tabel
20
Kemampuan
setiap jenis Media dalam Mempengaruhi Berbagai Macam Belajar
Macam belajar
Jenis Media
Instruksional
|
Belajar Informasi
Faktual
|
Belajar Pengenalan
Visual
|
Belajar konsep, prinsip, dan aturan
|
Belajar prosedur
|
Menajikan
keterampilan persepsi gerak
|
Mengembangkan sikap,
opini, dan motivasi
|
Gambar diam
|
Sedang
|
Tinggi
|
Sedang
|
Sedang
|
Rendah
|
Rendah
|
Gambar hidup
|
Sedang
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Sedang
|
Televisi
|
Sedang
|
Sedang
|
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Objek tiga dimensi
|
Rendah
|
Tinggi
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Rekaman audio
|
Sedang
|
Rendah
|
Rendah
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Programmed
Instruction
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sedang
|
Demonstrasi
|
Rendah
|
Sedang
|
Rendah
|
Tinggi
|
Sedang
|
Sedang
|
Buku teks tercetak
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Sajian oral
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Untuk menggunakan table tersebut seorang pengembang
instruksional pertama- tama harus mempelajari macam belajar yang terkandung
dalam tujuan instruksional yang akan dicapai. Dalam suatu tujuan instruksional
mungkin terkandung salah satu atau beberapa macam belajar sebagai berikut:
- Belajar
informasi factual.
- Belajar
pengenalan visual.
- Belajar konsep, prinsip, dan aturan.
- Belajar
prosedur.
- Belajar
menyajikan keterampilan atau persepsi gerak.
- Belajar mengembangkan sikap, opini, dan motivasi.
Pemilihan media berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan
instruksional merupakan criteria utama. Pengembang instruksional
mengidentifikasi beberaoa media yang sesuai untuk tujuan instruksional
tertentu. Langkah selanjutnya adalah memilih salah satu atau dua media
diantaranya atas dasar berbagai pertimbangan sebagai berikut.
- Biaya yang lebih murah, baik pada saat pembelian
maupun pemeliharaan.
- Kesesuaiannya
dengan metode instruksional.
- Kesesuaian
dengan karakteristik mahasiswa.
- Pertimbangan
praktis. Seperti:
a
Kemudahannya
dipindahkan atau ditempatkan.
b
Kesesuaiannya dengan
fasilitas yang ada di kelas.
c
Keamanan penggunaannya.
d
Daya tahannya.
e
Kemudahan perbaikannya.
- Ketersediaan
media tersebut berikut suku cadangnya di pasaran serta ketersediaannya
bagi mahasiswa.
Bila media yang dipih hanya memenuhi
sebagian dari criteria tersebut, dapat terjadi hal- hal sebagai berikut:
a
Tampak
baik dalam perencanaan tetapi tidak berhasil diproduksi.
b
Diproduksi
dengan kualitas rendah, karena alasan yang sama dengan butir a.
c
Tidak atau kurang
digunakan.
d
Kurang efektif dalam
mencapai tujuan instruksional.
E. KOMPONEN UTAMA
KE EMPAT
Waktu
Dalam strategi instruksional, komponen waktu merupakan
jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan mahasiswa untuk
menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional.
Komponen Waktu dalam hal ini mencakup dua aspek, yaitu : waktu yang digunakan oleh pengajar
dan waktu yang dbutuhkan oleh mahasiswa, yaitu :
1.
Waktu
yang digunakan oleh pengajar, yaitu dalam mengelola kegiatan instruksional,
adanya pembagian waktu untuk setiap langkah kegiatan instruksional seperti :
pedahuluan, penyajian, dan penutup. Bagi pengelola program pendidikan,
penghitungan jumlah waktu dalam hal mengatur jadwal pertemuan dan menentukan
jangka waktu program secara keseluruhan.
2.
Waktu
yang dibutuhkan oleh mahasiswa adalah petunjuk dalam pengelolaan waktu belajar.
Bagi pengelola program pendidikan, jumlah waktu yang dibutuhkan mahasiswa
merupakan petunjuk tentang bobot mata pelajaran
Sebagai contoh penggunaan waktu di perguruan tinggi adalah
adanya SKS (Satuan Kredit Mahasiswa) yang merupakan jumlah waktu yang
dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mempelajari suatu mata kuliah. Penentuan bobot
SKS didasarkan pada jumlah jam belajar yang dibutuhkan mahasiswa, baik dalam
pertemuan dengan dosen tetapi dalam belajar mandiri, maupun dalam menyelesaikan
tugas-tugas dan sebagainya.
Penentuan waktu yang dibutuhkan oleh pengajar dan
mahasiswa pada setiap langkah dalam urutan kegiatan instruksional merupakan
salah satu pembatasan bagi pengajar dan mahasiswa bahwa tujuan instruksional
akan dapat dicapai bila mereka dapat memenuhinya. Jadi komponen waktu sangat mempengaruhi komponen lainnya seperti
metode dan media dalam mencapai tujuan kegiatan instruksional
F. Menyusun Strategi
Instruksional
Penyusunan strategi
instruksional haruslah di dasarkan atas tujuan instruksional yang akan dicapai
dan didasarkan pula atas pertimbangan lain, yaitu seperti waktu, biaya, dan
fasilitas. Tidak ada strategi yang tepat untuk mencapai semua tujuan. Beberapa
kegiatan Instruksional
a. UCL
(Uraian, Contoh, Latihan)
b.
TUT
(Tes formatif, Umpan balik, Tindak lanjut)
c.
DRT
(Deskripsi singkat, Relevansi, TIK)
d. Dan
gabungan atau kebalikannya dari 3 contoh diatas
Berikut ini
bagaimana mengisi tabel untuk menyusun strategi instruksional:
1. Mengisi
nomor TIK yang strategi instruksionalnya akan disusun
2. Kolom
satu telah diisi dengan
2.1.Kolom
pendahuluan, (deskripsi, relevansi, tujuan instruksional)
2.2.Kolom penyajian terdiri dari (uraian, contoh, latihan)
2.3.Kolom penutup (tes formatif dan umpan balik, tindak
lanjut atau follow up)
3.
Kolom-kolom
berikutnya tinggal melengkapi sesuai dengan desain instruksional
Contoh Strategi Instruksional:
Mata Kuliah:………….
TIK
no 1 :………………………………………………………………………..
|
URAIAN KEGIATAN
INSTRUKSIONAL
|
METODE
|
MEDIA
|
WAKTU
|
||||
DOSEN
|
MHS
|
JML
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|
PENDAHULUAN
|
Deskripsi
singkat
|
|
|
|
|
|
|
|
Relevansi
|
|
|
|
|
|
|
||
Tujuan
Instruksional Khusus
|
|
|
|
|
|
|
||
PENYAJIAN
|
Uraian
Materi
|
|
|
|
|
|
|
|
Contoh
|
|
|
|
|
|
|
||
Latihan
|
|
|
|
|
|
|
||
PENUTUP
|
Tes
formatif dan umpan balik
|
|
|
|
|
|
|
|
Tindak
lanjut/follow up
|
|
|
|
|
|
|
||
|
JUMLAH
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar