Model Riset
Evaluasi
Oleh
Dirgantara Wicaksono
Secara umum, pelaksanaan evaluasi program sekolah
mancakup empat komponen utama, yaitu: (1) Konteks, (2) Input, (3) Proses,
dan (4)Output,. Kaufman menyebutkan
beberapa model evaluasi yang sangat terkenal, antara lain: Scriven’s, Formative-Sumative Model, CIPP Model, Stake’s Countenance
Model, Tyler’s Goal Attainment Model, Provus,s Discrepancy Model, Scriven’s
Goal-free Model, Stake’s Responsive Model.[1]
1. Model CIPP
Decision
Oriented evaluation Model atau Model CIPP (Contex,
Input, Proces, Product) adalah model evaluasi yang dikembangkan oleh Danial
Stufflebeam dan kawan-kawan di Ohio State University. Evaluasi ini
menitikberatkan pada penilaian program dan penyajian informasi untuk pembuatan
keputusan. Keempat model evaluasi tersebut merupakan satu rangkaian yang utuh,
tetapi Stufflebeam mengatakan bahwa dalam pelaksanaannya seorang evaluator
tidak harus menggunakan keseluruhannya. Keunikan pada model-model tersebut
adalah, pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambilan keputusan
dan operasi sebuah program. Dalam hal lain, keempat model evaluasi Stufflebeam
tersebut dapat dipadukan dengan model-model evaluasi yang dikembangkan oleh
beberapa ahli-ahli lain yang sudah dianggap baku dan standar, serta telah
teruji kehandalannya dalam berbagai penerapan pendidikan.
Evaluasi Model CIPP memberikan suatu format
evaluasi yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu: (1) Konteks, (2) Input, (3) Proses, dan (4) Output.
Ditinjau dari pelaksanaan suatu program, evaluasi
dapat dibedakan menjadi empat (4) jenis, yaitu:[2]
Secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
1. Evaluasi
komponen konteks,
sebagai fokus institusi, yaitu mengidentifikasi target populasi dan menilai
kebutuhan. Evaluasi konteks dilaksanakan sebagai need assessment atas suatu kebutuhan, memberikan informasi bagi
pengambilan keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan dijalankan.
Menurut Stufflebeam, evaluasi konteks ini adalah evaluasi yang paling mendasar,
yang mempunyai misi untuk menyediakan suatu rasional/landasan untuk penentuan
tujuan pendidikan, evaluasi konteks berupaya untuk memisahkan masalah dengan
kebutuhan yang tidak diinginkan di dalam setting
pendidikan, konteks melibatkan analisis secara konseptual yang berhubungan
dengan elemen-elemen lingkungan pendidikan yang lebih deskriptif dan
komparatif.[3] Menurut Suharsimi Arikunto
dan Cepi Safruddin Abdul Jabar
menyatakan bahwa Evaluasi Konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan
merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang
dilayani, dan tujuan proyek.[4]
Sejalan dengan pendapat di atas Djuju Sudjana menyatakan bahwa Evaluasi Konteks
program menyajikan data tentang alasan-alasan untuk menetapkan tujuan-tujuan
program dan prioritas tujuan. Evaluasi ini menjelaskan mengenai konteks
lingkungan yang relevan, menggambarkan kondisi yang ada dan yang diinginkan
dalam lingkungan, dan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi
dan peluang yang belum dimanfaatkan[5].
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi konteks meliputi analisis
masalah yang berhubungan dengan lingkungan program, kebutuhan yang tidak
terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani,
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi dan peluang
yang belum dimanfaatkan yang secara khusus mempunyai pengaruh terhadap konteks
masalah yang menjadi komponen program. Dapat dikatakan pula bahwa evaluasi
konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, yaitu memperkecil kesenjangan
antara kondisi faktual dengan kondisi yang diharapkan. Tujuan utama evaluasi
konteks adalah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari sasaran dan
memberikan arah perbaikan.
2. Evaluasi
komponen Input, digunakan
sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan, penentuan strategi evaluasi,
meliputi analisis persoalan yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan
sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif dan strategi yang harus
dipertimbangkan untuk mencapai suatu program, desain prosedur untuk strategi
implementasi, pembiyaan dan penjualan.[6]
Evaluasi input pada program pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal
secara menyeluruh, lebih baku, selalu berhubungan dengan peserta didik,
pendidik, kurikulum, sarana prasarana dan kelengkapan administrasi. Menurut
Djuju Sudjana Evaluasi masukan (input)
program menyediakan data untuk menentukan bagaimana penggunaan sumber-sumber
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan program. Hal ini berkaitan dengan
relevansi, kepraktisan, pembiyaan, efektifitas yang dihendaki, dan
alternatif-alternatif yang dianggap unggul[7].
Sejalan dengan pendapat di atas Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul
Jabar menyatakan bahwa Evaluasi Input
adalah kemampuan awal warga belajar dan sekolah dalam menunjang PMTAS, antara
lain kemampuan sekolah dalam menyediakan petugas yang tepat, pengatur menu yang
andal, ahli kesehatan yang berkualitas, dan sebagainya.[8]
Evaluasi input pada program Paket C sama seperti pada sekolah regular lainnya
yakni, warga belajar, guru, dan tenaga kependidikan, bahan ajar, kurikulum
serta sarana belajar.
3. Evaluasi
komponen Proses, digunakan
dalam program sebagai data untuk mengimplementasikan keputusan, merupakan
evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam proses (pelaksanaan) atau
membimbing dalam implementasi kegiatan, evaluasi program juga digunakan untuk
mengidentifikasi kerusakan prosedur implementasi pada tata laksana kejadian dan
aktifitas. Setiap aktifitas di monitor dan di catat perubahan-perubahan yang
terjadi secara jujur dan cermat. Pentingnya pencatatan aktivitas keseharian
sebagai pertimbangan pengambilan keputusan untuk menentukan tindak lanjut dan
penyempurnaan program. Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul
Jabar menyatakan bahwa Evaluasi Proses
diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah
terlaksana sesuai dengan rencana[9].
Sedangkan menurut Djuju Sudjana Evaluasi proses menyeediakan umpan balik yang
berkenaan dengan efisiensi pelaksanaan program, termasuk di dalamnya pengaruh
system dan keterlaksanaannya. Evaluasi ini mendeteksi atau memprediksi
kekurangan dalam rancangan prosedur kegiatan program dan pelaksanaannya,
menyediakan data untuk keputusan dalam implementasi program, dan memelihara
doumentasi tentang prosuder yang dilakukan. Dalam program pendidikan, evaluasi
inipun menyediakan informasi terhadap jenis keputusan yang mungkin dilakukan
oleh pendidik[10].
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
proses adalah pengawasan secara terus menerus pada pelaksanaan program yang
sangat berguna dan menentukan kelemahan/hambatan dan kekuatan/pendukung
sehingga prosedur dapat dimonitor dan diperbaiki.
4. Evaluasi
komponen Produk/Output, digunakan
sebagai bahan pertimbangan menolong keputusan selanjutnya, merupakan kumpulan
deskripsi dan judgement dari outcomes, hubungan dengan konteks, masukan dan
proses dan kemudian diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan.[11]
Evaluasi produk adalah evaluasi yang dilakukan dalam mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, merupakan catatan pencapaian hasil dan
keputusan-keputusan untuk perbaikan pelaksanaan atau aktualisasi pengukuran
dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan
analisis data akan menjadi acuan dalam penarikan kesimpulan dan pengajuan saran
apakah program diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan. Evaluasi produk
merupakan tahap akhir, berfungsi untuk membantu penanggungjawab program dalam
mengambil keputusan. Dalam analisis hasil ini, diperlukan pembanding antara
tujuan yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil program yang dicapai. Pada
dasarnya mempertanyakan apakah sasaran yang ingin dicapai pada suatu program
telah tercapai. Hasil yang dinilai berupa grafik skor tes, presentasi, data
observasi, diagram data , sosiometri dan sebagainya yang masing-masing dapat
ditelusuri kaitannya dengan tujuan-tujuan yang lebih rinci. Evaluasi
produk/output pada penelitian evaluasi ini adalah hasil belajar warga belajar
pada ujian semester (ujian sumatif) dan persentase kelulusan warga belajar
dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional. Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safruddin Abdul Jabar menyatakan bahwa Evaluasi Produk diarahkan pada hal-hal
yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Evaluasi produk
merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program.[12]
Sedangkan menurut Djuju Sudjana Evaluasi Produk mengukur dan menginterpretasi
pencapaian program selama pelaksanaan program pada akhir program. Evaluasi ini
berkaitan dengan pengaruh utama, pengaruh sampingan, biaya, dan keunggulan
program, evaluasi produk melibatkan upaya penetapan criteria, melakukan
pengukuran, membandingkan ukuran keberhasilan dengan standar absolut atau
relative, dan melakukan interpretasi rasional tentang hasil dan pengaruh dengan
menggunakan data tentang konteks, input dan proses[13].
2. Model Riset Evaluasi UCLA
Dalam
penelitian evaluasi ini digunakan model UCLA
yang merupakan hasil pengembangan Alkin ketika beliau menjabat sebagai ketua
pada The Centre for the Study of
Evaluation di UCLA (University of
Californiain at Los Angles). Alkin mengembangkan alur evaluasi yang mirip
dengan model CIPP Stufflebeam. Alkin mengemukakan lima macam evaluasi, yakni: System Assessment, Program Planning, Program
Implementation, Program Improvement, Program Certification.[14]
1. System Assessment, yang
memberikan informasi tentang keadaan, kondisi atau status sebuah sistem.
Menurut Jody L. Fitzpatrick, et.al. tahap evaluasi ini serupa dengan tahapan Context Evaluation dalam Evaluasi model
CIPP.[15]
Hal yang sama juga diutarakan oleh Blaine R. Worthen dan James R. Sanders.[16]
Pada tahapan ini menjelaskan mengenai kondisi lingkungan yang relevan,
menggambarkan kondisi yang ada dan yang diinginkan dalam lingkungan.[17]
Tahapan evaluasi ini menggambarkan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan program.
2. Program Planning, membantu dalam pemilihan
program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program. Menurut
Jody L. Fitzpatrick, et.al. tahap evaluasi ini serupa dengan tahapan Input Evaluation dalam Evaluasi model
CIPP.[18]
Hal yang sama juga diutarakan oleh Blaine R. Worthen dan James R. Sanders.[19]
Tahapan evaluasi ini menyediakan data untuk menentukan bagaimana penggunaan
sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan program.[20]
3. Program Implementation,
menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok
tertentu yang tepat seperti yang direncanakan dalam rangka mempersiapkan
pelaksanaan program.
4. Program Improvement,
memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program
bekerja. Apakah menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah
baru yang muncul tak terduga? Menurut Jody L. Fitzpatrick, et.al. tahap
evaluasi ini serupa dengan tahapan Process
Evaluation dalam Evaluasi model CIPP.[21]
Hal yang sama juga diutarakan oleh Blaine R. Worthen dan James R. Sanders.[22]
5. Program Certification, yang
memberi informasi tentang nilai dan kegunaan program. Evaluasi ini mengukur dan
menilai pencapaian program selama pelaksanaan program dan pada akhir program.
Menurut Jody L. Fitzpatrick, et.al. tahap evaluasi ini serupa dengan tahapan Product Evaluation dalam Evaluasi model
CIPP.[23]
Hal yang sama juga diutarakan oleh Blaine R. Worthen dan James R. Sanders.[24]
[2] George F Madaus, Michael S
Sriven dan Daniel L Stufflebeam, Evaluation
Models,: Viewpoint on Educational and Human Services Educations (Boston:
Kluwer-Nijhoff Publishing, 1983), p.128.
[4] Suharsimi
Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi
Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), p. 29.
[5] Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), pp. 54-55.
[6] Daniel L Stufflebeam and Antony J Shinkfield, Sistematic Evaluation, A Self Instructional
Guide to Theory and Practice (Boston: Kluwer Nijhoff Publissing, 1968), pp. 169-170.
[11] Mardaus, Scriven dan Stufflebeam, op.cit., pp. 177-178.
[14] Jody L. Fitzpatrick,
et.al. Op.Cit., p. 92
[15] Ibid. p. 92
[16] Blaine R. Worthen, James R. Sanders. Educational Evaluation Alternative
Approaches and
Practical Guidelines. (New York : Longman), p. 81
[17] Djuju Sudjana, Op.Cit., pp. 54-55
[18] Jody L. Fitzpatrick,
et.al. Op.Cit., p. 92
[19] Blaine R. Worthen, James R. Sanders. Op.Cit., p. 81
[20] Djuju Sudjana, Op.Cit., p. 55
[21] Jody L. Fitzpatrick,
et.al. Op.Cit., p. 92
[22] Blaine R. Worthen, James R. Sanders. Op.Cit., p. 81
[23] Jody L. Fitzpatrick,
et.al.. Op.Cit., p. 92
[24] Blaine R. Worthen, James R. Sanders. Op.Cit., p. 81
Tidak ada komentar:
Posting Komentar