Peradaban awal masyarakat
Asia Barat dan Afrika
1.
Peradaban Mesir Kuno
Mesir Kuno adalah suatu peradaba kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga
hilir Sungai Nil yang mencapai
kejayaannya pada sekitar abad ke-2 Sm, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya
mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada
beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah,
Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada
beberapa oasis).
Peradaban
Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok
yang ada di Lembah
Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara
tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu
Kekaisaran Romawi menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir
Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan
asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu
perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif
menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.
Peradaban Mesir Kuno didasari atas kontrol
keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama
oleh
- Irigasi teratur
terhadap Lembah Nil;
- eksploitasi mineral
dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
- perkembangan awal
sistem tulisan
dan literatur
independen;
- organisasi proyek
kolektif;
- perdagangan dengan
wilayah Afrika timur dan tengah serta Mediterania
timur; serta
- aktivitas militer yang
menunjukkan karakteristik kuat hegemoni kerajaan dan dominasi wilayah
terhadap kebudayaan tetangga pada beberapa periode berbeda.
Pengelolaan
kegiatan-kegiatan ini dilakukan oleh elit sosial, politik, dan ekonomi yang
mencapai konsensus sosial melalui sistem yang rumit didasari kepercayaan agama di bawah sosok
penguasa setengah dewa (semi-divine), yang biasanya laki-laki, melalui
suatu suksesi dinasti
penguasa yang dikenal oleh dunia luas sebagai kepercayaan politeisme.
Lembah yang dahulunya dibanjiri Sungai Nil,
maka lembah tersebut terlihat jauh lebih subur daripada gurun pasir
disekitarnya.
2.
Peradaban Mesopotamia
Mesopotamia terletak di antara dua sungai
besar, Euftat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu di zaman
dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di
antara sungai-sungai". Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis
Yunani dan Latin kuno, seperti Polybius
(abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M).
Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah
peradaban, yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa
Sumer(ia). Bangsa Sumeria membangun
beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish. Kehadiran seorang
tokoh imperialistik dari bangsa lain yang juga mendiami kawasan Mesopotamia,
bangsa Akadia, dipimpin Sargon Agung,
ternyata melakukan sebuah penaklukan politis, tapi bukan penaklukan kultural.
Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumer dan Akkad berakulturasi, sehingga era
kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumer-Akkad. Campur tangan Sumer tidak
dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkad terdesak oleh bangsa Gutti,
bangsa Sumerlah yg mendukung Akkad, sehingga mereka masih dapat berkuasa di
"tanah antara dua sungai" itu.
Sumeria (± 3000 SM)
Bangsa Sumeria
adalah bangsa yang pertama mendiami Mesopotamia. Mula-mula daerah tersebut
berupa rawa-rawa. Setelah dikeringkan daerah tersebut menjadi pemukiman yang
dihuni oleh kelompok masyarakat yang teratur. Kota yang dihuni tertua adalah Ur
dan kemudian Sumer.
Kehidupan masyarakat Sumeria
Bangsa Sumeria
mengembangkan kehidupannya dengan mengusahakan pertanian. Untuk mengairi tanah
pertaniannya dibuatlah saluran air dari kedua sungai itu. Pengolahan tanah
dilakukan dengan membajak menggunakan tenaga hewan yaitu keledai dan lembu.
Untuk mengangkut hasil panen dan keperluan yang lain mereka membuat kereta atau
gerobak yang diberi roda. Hasil utama pertanian ini adalah gandum kemudian
jemawut dan jelai. Konon bangsa Sumeria adalah bangsa yang mengenal roda dan
gandum yang pertama kali di dunia.
Akkadia (± 2350 SM)
Memasuki tahun
2800 SM, Mesopotamia dikuasai oleh bangsa Akkadia, setelah berhasilmengalahkan
bangsa Sumeria. Pemimpin bangsa Akkadia adalah raja Sargon yang dapat Anda
lihat gambar patung di bawah ini.
Mereka memilih
Agade sebagai ibukotanya. Dari segi kebudayaan bangsa Akkadia meniru kebudayaan
bangsa Sumeria yang sudah maju sehingga berkembanglah budaya baru yang disebut
budaya Sumer Akkad berbahasa semit.
Babilonia (± 1900 SM)
Kerajaan
Babilonia didirikan oleh bangsa Amorit yang disebut juga Babilonia. Kata
Babilonia berasal dari kata babilu yang berarti gerbang menuju Tuhan. Babilon
terletak ± 97 kilometer di selatan kota Bagdad sekarang, di tepi sungai Eufrat,
Irak selatan. Babilon menjadi pemerintahan (ibukota), perdagangan dan
keagamaan. Raja Babilonia yang terbesar adalah Hammurabi (1948-1905 SM). Raja
Hammurabi terkenal sebagai pembuat Undangundang. Menurut kepercayaan,
undang-undang tersebut berasal dari
emberian Dewa Marduk. Undang-undang itu dipahatkan pada tugu batu
setinggi 8 kaki yang ditempatkan di tengah ibukota. Inti dari hukum Hammurabi
adalah pembalasan, misalnya mata ganti mata, gigi ganti gigi. Penerapan hukum
itu sangat keras, contoh: “Jika seseorang melakukan pencurian di sebuah rumah,
maka ia harus dibunuh dan dibakar di muka rumah tempat ia melakukan pencurian”.
Dengan demikian keteraturan masyarakat tercapai karena ketaatan pada hukum.
B. Peradaban
Kuno di Eropa
1. Peradaban
Yunani Kuno
Yunani Kuno adalah periode dalam sejarah Yunani yang
berlangsung kurang lebih seribu tahun dan berakhir dengan munculnya agama Kristen. Oleh
sebagian besar sejarawan, peradaban ini
dianggap merupakan peletak dasar bagi Peradaban Barat. Budaya Yunani merupakan
pengaruh kuat bagi Kekaisaran Romawi, yang selanjutnya meneruskan
versinya ke bagian lain Eropa.
Istilah
"Yunani Kuno" diterapkan pada wilayah yang menggunakan bahasa
Yunani pada zaman kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung
Yunani modern,
tapi juga termasuk wilayah lain yang didiami orang-orang Yunani: Siprus dan Kepulauan Aegean, pantai Aegean dari Anatolia (saat
itu disebut Ionia),
Sisilia dan
bagian selatan Italia (dikenal dengan Magna
Graecia), serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Colchis, Illyria, Thrace, Mesir, dan timur laut
Semenanjung Iberia, Iberia, dan Taurica
Peradaban
Yunani Kuno sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan,
filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat,
dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18
dan ke-19
di Eropa dan Amerika.
2. Peradaban
Romawi Kuno
Romawi ialah
peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi
dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia
menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah
pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut
bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan
berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya.
Kota Roma
yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu
berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui
secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan
Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus.
“Menurut cerita rakyat, Roma
didirikan oleh Remus dan Romulus pada tahun 750. Remus dan Romulus ini anak
Rhea silva, turunan Aenas –seorang pahlawan Troya jang dapat melarikan diri
waktu Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa Jujani”
Orang-orang
Romawi memiliki kepercayaan terhadap dewa-dewa, seperti orang-orang di Yunani.
Hanya saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani. Dewa-dewa yang
dipercayai oleh orang-orang Romawi antara lain :1. Jupiter (raja dewa-dewa) 2.
Yuno (dewi rumah tangga) 3. Minerus (dewi pengetahuan) 4. Venus (dewi
kecantikan) 5. Mars (dewa perang) 6. Neptenus (dewa laut) 7. Diana (dewi
perburuan) 8. Bacchus (dewa anggur)
Roma
berhasil menundukkan bangsa-bangsa yang tinggal disekitarnya satu persatu, baik
dengan jalan kekrasan maupun jalan damai. Hingga akhirnya Roma berhasil
menguasai seluruh Italia Tengah.
Sebelum itu,
sekira tahun 492, Daerah Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma dikuasai
oleh kerajaan Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai pada tahun 500
SM. Pada tahun 500 SM bangsa Latium memberontak terhadap kerajaan Etruskia dan
berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri yang berbentuk
republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala negaranya disebut
konsul yang dipilih setiap tahun sekali. Konsul selain menjadi penguasa negara
juga ketua senat dan panglima besar.
Bangsa
Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia kemudian
menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luasa sampai ke
Laut Tengah. Bangsa yang semula petani ini kemudian menjadi masyarakat
kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan perang bangsa
Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membali
ladang-ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang
didatangkan dari daerah-daerah jajahan.
Penguasa
Gayus Julius Caesar meluaskan wilayahnya sampai ke Jerman, Belgia, Belanda dan
bahkan sampai menyebrangi selat Calis ke Inggris. Selain sebagai penguasa
mutlak Julius Caesar juga mengembangkan kalender baru yang disebut kalender
Julian. Kelender ini terus dipakai sampai kemudian diperbaharui oleh Gregorius
yang kemudian dikenal dengan dengan kalender Gregorius. Julius Caesar dibunuh
oleh Brutus dan Casinus yang menginginkan suatu pemerintahan berbentuk
Republik. Akan tetapi, cita-cita kedua orang itu tidak berhasil dan tetap
mempertahankan sistem pemerintahan diktator. Anak angkat Julius Caesar bernama
Oktvaianus kemudian dapat menguasai Romawi kembali dan berkuasa secara
diktator.
Dalam
kekuasaannya, Oktavianus banyak dikelilingi orang-orang pandai sehingga ia
dapat berkuasa cukup lama. Oleh senat Oktavianus diberi gelar “Augustus” yang
artinya “Yang Maha Mulia”. Dengan stabilitas pemerintahan pada masa Kaisar
Octavianus maka mulailah bidang kebudayaan mendapat perhatian.
Kebudayaan
Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan Yunani. Hal ini
berarti kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan yunani dan
Etrusia, tanapa ada unsur-unsur dari kebudayaan romawi sendiri.
Masa
Octavianus merupakan masa penyempurnaan seni dan budaya Romawi. Pengaruh budaya
Yunani mulai masuk dengan kuatnya sejak tahun 146 SM bersamaan dengan usaha
bangsa Romawi melakukan penaklukan di Laut Tengah. Selama kekuasaan Romawi,
seni Romawi disebarkan ke Eropa dan sekitar Laut Tengah.
Seni Romawi sebenarnya merupakan
pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu Romawi yang merupakan daerah kekuasaan
Etruskia dan seni Yunani. Pada hekakatnya budaya ini bukan berasal dari rakyat
biasa melinkan dari golongan bangsawan. Golongan seniman besar, seperti yang
terdapat di Yunani di Roma tidak ada. Justru bangsa Romawi mendatangkan
seniman-seniman dari Yunani. Oleh karena itu, pengaruh Yunani di Romawi sangat
kuat. Politik maupun seni dan budaya Roma di bawah bangsa Etruskia. Dengan
begitu seni Romawi pada dasarnya adalah pencampuran unsur-unsur budaya Etruskia
dan Yunani yang kemudian menjadi seni budaya baru.
Orang Romawi
senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang
megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya
terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief,
maupun seni lukisnya dibuat serba besr, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang
Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti bangunan
saluran air (aquaduct), jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar,
bangunan untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater, amphitheater).
Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang
Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan
kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Rumah-rumah
dewa atau kuil yang dibangun memiliki ukuran besar. Kuil-kuil yang berukuran
besar tersebut antara lain Tempel Jupiter (abad ke-6 SM), Appolo dan Venus di
Roma. Untuk setiap bangunan kuil tersebut di gunakan tinga-tiang penyangga.
Batang tiang penyanggga atap menggunakan menggunakan kepala tiang dengan
ciri-ciri Yunanni seperti Doria, Ionia, dan Korinthia.
Bangsa Romawi yang senang membuat
bangunan monumental menyebabkan bangsa ini kaya dengan hasil-hasil bangunan
berupa monumen dan kuil. Monumen yang dibuat oleh bangsa romawi berupa pintu
gerbang kemenangan atau tiang kemenangan. Bangunan monumen ini digunaakn untuk
memperingati suatu peristiwa sejarah. Pada banguan monumen itu diberi relief
yang menggambarkan peristiwa kemenangan. Peninggalan seni monumen ini terdapat
di Roma dan dibeberapa daerah jajahan Romawi.
Perubahan
ketatanegaraan Romawi dari republik ke bentuk kekaisaran tidak mengendurkan
semangat dan perkembangan budaya orang-orang Roma untuk mendirikan bangunan
berupa bangunan monumental. Hanya saja, apabila pada masa republik pendukung
seni budaya dilakukan oleh para bangsawan. Namun, setelah menjadi kekaisaran,
yang mendukung seni budaya adalah golongan istana. Sejak kaisar Agustus, seni
budaya elbih cenderung mejadi seni kuna yang berkiblat pada Yunani.
Setiap
kaisar yang berkuasa di Romawi selalu meninggalkan seni budaya beruapa bangunan
monumen. Kebiasaan yang dilakukan oleh kiasar-kaisar ini dilakukan sebagai
sarana untuk menunjukan jasanya kepada negara. Maka sejak kiasar-kaisar ini
berkuasa, banyak sekali didirikan bangunan besar dan megah dengan menggunakan
bahan dari marmer.
Peninggalan seni bangunan Romawi
pada masa kekaisaran ini jumlah sangat banyak. Banguan-banguan monmen tersebut
antara lain:
1. Kuil Zeus yang didirikan di Olympia.
2. Kuil Jupiter Heliopalitanus di ba’albek (syria)
3. Pantheon merupakan sebuah kuil yang kemudian digunakan
untuk gereja.
4. Mousoleum di Roma yang didirikan pada tahun 175 SM.
Mousoleum
merupakan bangunan yang berupa makam yang indah. Pada sisi dalam ruang Mousoleum
dihiasai ddengan berbagai ornamen yang indah.
5. Teater di Pompeii, solona, dan Asperados.
6. Amphiteater. Amphpiteater merupakan perpaduan dua buah
teater yang dipergunakan untuk pertunjukan mengadu benteng dan untuk
perkelahian gladiator, tempat duduk penonton berkeliling, semakin kebelakang
semakin tinggi. Amphipater pada masa kaisar Vespasianus (695 SM) dipergunakan
untuk peragaan perang-perangan seperti di laut bebas dan Circus (sirkus),
tempat untuk berpacu kuda yang menarik kereta beroda dua.
Pada masa
Gothik (100 – 1400 M), kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan agama kristen. Agama kristen atau Nasrani sebenarnya telah
berkembang sejak jaman pemerintahan Tiberius. Agama ini disiarkan oleh Yesus
(Isa) dari nazareth, yang dilahirkan di Palestina. Agama Kristen ini berbeda
dengan kepercayaan rakyat Romawi yang poltheis. Agama Nasrani memiliki
kepercayaan monoteis. Dengan pertimbangan-pertimbangan politik dan kemanan
negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus pada tahun 33. Tetapi
kematian Yesus ini tidak berarti agama Kristen lenyap dari kehiduapan
masyarakat Romawi, malahan sebaliknya.
Setelah
Yesus atau Nabi Isa disalib dibukit Gologota, agama kristen berkembang sampai
Mesir, Syria, Asia Kecil, dan ke Roma. Hampir selama tiga abad para pengikut
agama Kristen dalam ketakutan dan dikejar-kejar oleh penguasa Roma. Pada tahun
395 agama kristen ditetapkan sebagai agama negara. Dari masyarakat pemeluknya
lambat laun timbul suatu bentuk kelompok kegerejaan yang disusun menurut
organisasi-organisasi yang ada di Imperium Romanum (penguasa Roma).
Periode
Gothik seni Kristen mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh
perpindahan pemerintahan dari Konsatantinopel ke Byzantium. Kekaisaran romawi
mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur. Romawi Barat
mengalami keruntuhan tahun 335 M.
C.
Peradaban Awal Masyarakat
India dan Cina
1.
Peradaban India Kuno
Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800SM-1800 SM, merupakan sebuah
peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai
Indus dan Sungai Gangga yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini
sering juga disebut sebagai Peradaban
Harappan Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada
akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus,
dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah
mengalir.
Pusat peradaban
Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan
Windya-Kedna.
Pendukung
peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa
Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah timur.
Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM, melalui Celah
Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.
Bangsa Arya
adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang terus mengembara. Setelah berhasil
mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang
subur, akhirnya mereka hidup menetap.
Selanjutnya,
mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya.
Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal
dengan sebutan kebudayaan Hindu.
Perkembangan sistem pemerintahan di
Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan ~an sistem pemerintahan masyarakat di
daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan
kerajaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil
yang ingin berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya
kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta
dan Kerajaan Harsha.
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I dengan pusatnya di
Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu
dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih tetap dapat berkembang.
Peradaban Mohenjodaro-Harappa di India
Masa kejayaan
Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya
Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota
Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja
Samudragupta adalah Candragupta II,
yang dikenal sebagai Wikramaditiya.
Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang rendah dan mempersulit
perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri perguruan
tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan
rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang.
Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul "Syakuntala".
Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat
dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya
Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya Raja Candragupta II.
India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.
Setelah
mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha dengan
rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang
pujangga besar. Pada masa pemerintahannya kesusastraan dan pendidikan
berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yang terkenal pada masa kerajaan
Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya berjudul
"Harshacarita".
Raja Harsha
pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi
Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempattempat
penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan
membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga
abad ke-1 1 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di
Harsha.
Di Lembah
Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di wilayah India maupun
di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa
tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa
Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta,
yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam
perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama
Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.
Agama Buddha
mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap
menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha
Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa
bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni
patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke daerah-daerah
lain di Asia termasuk di Indonesia.
2.
Peradaban Cina Kuno
Peradaban Lembah Sungai
Kuning adalah peradaban bangsa
Cina yang muncul di lembah Sungai Kuning
(Hwang Ho atau yang sekarang disebut Huang He). Sungai Hwang Ho disebut
sebagai Sungai Kuning karena membawa Lumpur kuning sepanjang alirannya. Sungai
ini bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun
di Tibet dan mengalir melalui daerah Pegunungan Cina Utara hingga membentuk dataran
rendah dan bermuara di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning. Pada daerah lembah sungai
yang subur inilah kebudayaan bangsa Cina berawal. Dalam sejarah, daerah
tersebut menyulitkan masyarakat Cina kuno untuk melaksanakan aktivitas hidupnya
karena terjadinya pembekuan es di Musim Dingin dan ketika es mulai mencair akan
terjadi banjir serta air bah. Berbagai kesulitan dan tantangan
tersebut mendorong bangsa Cina untuk berpikir dan mengatasinya dengan
pembangunan tanggul raksasa di sepanjang
sungai tersebut.
Pada masa
pemerintahan Dinasti Chou, filsafat Cina
berkembang dengan pesat karena lahirnya tiga ahli filsafat Cina, yaitu Lao zi, Kong Fu Zi (Kong hu Cu), dan Mengzi. Lao Zi menuliskan ajarannya dalam buku
berjudul Tao Te Ching. Beliau menjunjung tinggi semangat keadilan dan
kesejahteraan yang kekal dan abadi yang dinamakan Tao. Ajaran Lao Zi disebut Taoisme dan mengajarkan manusia untuk menerima
nasib. Ajaran Kong Fu Zi juga berdasarkan pada Taoisme. Menurut Kong Fu Zi, Tao
adalah kekuatan yang mengatur alam semesta ini hingga tercapai keselarasan. Masyarakat
Cina kuno telah mengenal tulisan sejak 1500 SM yang ditulis pada kulit penyu atau
bambu. Pada awalnya huruf Cina yang
dibuat sangat sederhana, yaitu satu lambang untuk satu pengertian. Pada masa pemerintahan
Dinasti Han, seni sastra Cina kuno
berkembang pesat seiring dengan ditemukannya kertas. Ajaran Lao Zi, Kong Fu Zi, dan Meng Zi banyak dibukukan baik oleh filsuf itu
sendiri maupun para pengikutnya.
Kaisar
Qin Shi Hunag
Hasil kebudayaan Cina yang sangat terkenal hingga saat
ini adalah Tembok Besar Cina yang
dibangun pada masa Dinasti Qin untuk
menangkal serangan dari musuh di bagian utara Cina. Kaisar Qin Shi Hunag menghubungkan dindingd-dinding
pertahanan yang telah dibangun tersebut menjadi tembok raksasa dengan sepanjang
7000 km.
Masyarakat Cina kuno memiliki banyak ahli astronomi (ilmu
perbintangan) yang dapat membantu masyarakat dalam pembuatan system penanggalan. Berkembangan ilmu
astronomi merupakan dasar dari berbagai aktivitas kehidupan bangsa Cina karena
sistem pertanian, pelayaran, dan usaha lainnya memerlukan informasi tentang
pergantian dan perputaran musim.
Dalam pemerintahan Qin Shi Huang, dunia pendidikan dan
ilmu pengetahuan Cina berkembang. Sayangnya saat beliau meninggal terjadi
kekacauan karena perebutan kekuasan yang pada akhirnya berhasil diatasi oleh
Liu-Pa. Liu-Pa mendirikan Dinasti Han yang mencapai kejayaannya pada masa
pemerintahan Han Wudi. Salah satu dinasti yang terpenting dalam Sejarah Cina adalah
Dinasti Tang karena Cina berhasil
memperluas wilayah kekuasaannya, mencapai kejayaan dengan kehidupan masyarakat
yang makmur dan sejahterah, serta berkembangan kesenian dan kebudayaan Cina
kuno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar