BAB I :
KEBIASAAN DIRI MENAKLUKAN DIRI SENDIRI DAN ORANG2 YANG BRILIAN
: AKAN TERTIPU OLEH PESONA KEHINAAN
Orang bodoh
manapun dapat membuat sesuatu menjadi lebih besar, lebih kompleks, dan kejam.
Hanya dengan sedikit sentuhan kejeniusan, dan keberanian yg besar, untuk masuk
kearah yang berlawanan.
Albert
Einstain
Guna berkembangnya ruang kerja,
sangatlah penting untuk dapat mengerti dasar2 yang mendasari permusuhan dan
mengambil langkah2 untuk mengembalikan kondisi ruang kerja yang lebih baik.
Menciptakan suasana yang penuh apresiasi dan tulus, dimana karyawan dan
manajemen bekerja dengan kesehatan & produktifitas yang optimal, diperlukan
komitmen dan kemampuan.
Permusuhan sedang meningkat
Masyarakat
kita tidak pernah mengklasifikasi tingkatan permusuhan yang ada. Namun, kita
dapat menilai meningkatnya hal2 yang negative dan kesalahan di dalam budaya
kita dengan melihat data2 statistik yang ada. Meskipun lingkungan kerja
dibatasi dari perubahan2 yang ada di masyarakat, namun tidak menutup
kemungkinan juga akan mempengaruhi tingkat permusuhan yang terjadi.
Sifat Cepat Marah dan Permusuhan di Lingkunga Kerja
Sebuah
studi pd tgl 22 April 1996, U.S News
& World Report mengatakan bahwa 88 persen dari warga Amerika merasa
kurangnya rasa hormat di lingkungan pekerjaan adalah masalah yang serius dan semakin parah. Ketidak
sopanan di lingkungan kerja tidak hanya di Amerika saja. Studi yang dilakukan
di UK & Kanada pun menunjukkan hal yg sama.
Ketidak
sopanan di lingkungan kerja lebih halus dibandingkan dengan kekerasan di
lingkungan kerja, dan sering juga disebut dengan “kekerasan emosional,” “sikap
tidak hormat,” konflik kepribadian,” “menggertak,” dan “kekasaran.”
Ketidak
sopanan dilingkungan kerja meliputi tingkah laku seperti; komentar yang merendahkan diri orang lain,
keputusan menolak tanpa memberikan alasan, menggangu jalannya rapat, menegur di
depan umum, membicarakan orang lain dibelakang, mendiamkan orang lain, acuh terhadap
orang lain, komentar kasar, tidak memberikan pujian, pandangan kotor, menghina
orang lain, dan berteriak.
Pemimpin
bukan berarti dibebaskan untuk melakukan ketidak sopanan. Sebuah studi yang di
kutip dari Journal of Occupational Health
Psychology, sepertiga dari tingkah
laku di lingkungan kerja dilakukan oleh supervisor – yang kemudian disebut oleh
para konsultan sebagai “pariah lingkungan kerja”.
Stress, Ketidaksopanan, Sifat Cepat Marah, dan Tindakan
Kasar
Jed
Diamond, pengarang “Irritable Men’s
Syndrome”, mengumpulkan beberapa
data dengan mengirimkan survey ke Website Men’s
Health dimana 6000 pria, berusia antara 10 sampai 75 tahun mengirimkan
responnya. Hasilnya menyebutka bahwa berapa banyak pria “sering” atau “hampir
selalu” merasa murung, negative, dan putus asa (51 persen); merasa sarkastis
(54 persen); merasa lelah (43 persen); ingin keluar dari ini semua (62 persen);
memiliki rasa takut akan kegagalan (55 persen); menjadi tidak sabar (57
persen); atau mengalami masalah tidur (51 persen).
Ada waktu Sebentar? (Got a minute?)
Ketika
tingkat stress yang meningkat di kombinasikan dengan tekanan waktu yang
menuntut seseorang, maka seseorang akan mencapai batas ketenangan dan tingkah
laku yang sopan.
Costs of Incivility (Harga dari Ketidaksopanan)
Ketika
ketidaksopanan dan tindakan kasar di
lingkungan kerja lebih ditoleransi ketimbang di selesaikan, maka hal ini akan
memberikan gambaran bahwa masalahnya akan semakin serius dikemudian harinya.
Studi
yang di lakukan di Universitas North Carolina, karyawan yang dipaksa bekerja
disuasana yang negative dilaporkan bahwa ; mereka kurang produktif ketika sedang
menggerutu (50 persen); berhenti melakukan pekerjaannya (20 persen); kurang
komitmen (37 persen); berfikir untuk berhenti (46 persen); atau berhenti
bekerja (12 persen).
Ketika tingkat ketidaksopanan meningkat, maka tingkat stress pun
akan ikut meningkat juga. Penyakit yang biasanya menyertai stress meliputi
radang sendi, masalah punggung, bronchitis
kronis, bisul perut, penyakit jantung, asma, dan Migrain. Tidak mengherankan kalau tingkat ketidak
hadiran, keterlambatan, izin karena sakit, dan klaim kesehatan meningkat.
Predictable, pervasive errors (Kesalahan yang dapat di
prediksi)
Konflik yang
destruktif dapat memutuskan hubungan persahabatan yg sudah terjalin lama, melunturkan kerjasama yang brilian, dan
perpisahan orang2 baik. Dalam kenyataan, kebanyakan konflik merupakan hasil
dari kesalahan yg sebenarnya dapat diprediksi dan dibuat oleh orang2 yang teliti.
Ketika
konflik itu tidak terselesaikan dan konflik semakin panas serta sangat mengganggu
situasi pekerjaan, biasanya pemimpin akan meminta bantuan dengan rasa segan.
Don’t just
resolve destructive conflict – eliminate it! (Jangan hanya memecahkan konflik yg mengganggu – hilangkan!)
Apakah
mungkin membantu orang2 untuk menghindari pemicu dari sifat cepat marah dan
kecurigaan. Akankah orang2 tertarik untuk mempelajari bagaimana caranya
menghindari ketegangan dan kesalahan? Adakah cara untuk mentransfer wawasan selama masa ketenangan?
Duped by the dazzle of contempt (Tertipu oleh Pancaran Rasa
Tdk Suka)
Sebenarnya
tingkah laku yang membawa kita kepada masalah tidaklah sulit untuk diketahui karena hal tersebut ada di mana-mana. Ketika
konflik meluas, kebanyakan orang sangat sibuk memperhatikan tingkah laku orang
lain sehingga mereka lupa dgn tingkah laku mereka sendiri.
Namun, sekali anda sadar akan harga
dari rasa tidak suka maka anda akan saagat ingin segera untuk keluar dari
konflik tersebut.
Blame and turf wars are not human nature (Kesalahan dan
Perang Taruhan bukanlah sifat dasar manusia)
Trench-validity and stickiness (Trench-validity dan kelengketan)
Anda boleh
percaya bahwa memang memungkinkan bagi manusia untuk belajar cara2 baru dalam
bertingkah laku – namun apakah manusia menjaga apa2 yg telah mereka dapatkan?
Frustration and “heart hassles” (Frustasi dan Pertentangan
bathin)
Frustrasi dapat
disebabkan oleh drama yang menyertai deadline proyek atau begitu kerasnya kegiatan
sehari-hari. Frustrasi bersifat konstan,
kecuali kita sudah pada titik puncaknya, residu dari gangguannya bertambah dan memuncak.
Timbulnya frustrasi tidaklah
terpisah dan tersendiri. Ketika orang tdk menangani keadaan yang memburuk dengan
baik, mereka tidak hanya akan mengahadapi situasi yang lebih sulit, namun juga
merusak hubungan yang mereka miliki, network personal dan professional mereka
menjadi terurai.
Three cultures at work: Hostile, helpless, and
hearty appreciation. (Tiga Budaya di Lingkungan kerja: Sikap bermusuhan, Tanpa
Pengharapan, dan Apresiasi yg Tulus).
Respon pertama dari frustasi bersifat refleksif, berkobar-kobar, dan
selalu mencari orang lain untuk dijadikan sebagai sumber dari permasalahan.
Reaksi kedua adalah kritik diri yang
bersifat kasar, dan biasanya mulai mendominasi pemikiran pada saat respon
adrenalin memudar.
Respon ketiga adalah reaksi
reflektif, dan ketika masalah timbul, pola pemikiran ini hanya berfokus pada hal-hal
yang sama.
BAB II :
KEMARAHAN MEMBUAT ANDA
BODOH, KESEPIAN DAN DEPRESI : SI
KEMBAR YANG TIDAK BAGUS ; MENYALAHKAN ORANG LAIN, MENYALAHKAN DIRI SENDIRI.
Otak
yang sehat berfungsi untuk menjalankan instruksi-instruksi anda – andalah
komposernya, otak adalah alat anda.
--Deepak
Chopra, M.D., Peace is the Way
Saya frustrasi dan ini salah anda!
Menyalahkan orang lain ketika anda
mengalami frustrasi sama saja memberikan perintah kepada otak anda untuk
mencari kebodohan pada orang lain! Anda beranggapan bahwa orang lainlah yang
menyebabkan anda frustrasi.
Ketika
sedang mencari kesalahan, fikiran kita hanya akan fokus pada “siapa”, bukan
“Kenapa”.
Hitler dan sifat refleksif, respon irasional terhadap
frustrasi.
Dalam paragrap ini membahas tentang
keyakinan Hitler terhadap apa yang menimpa bangsa Jerman pada saat itu. Ia
mengatakan bahwa masalah bangsa Jerman dalam pembangunan, agama katolik, Gipsi,
homoseksual, dan orang Yahudi merupakan kegagalam dalam masyarakat.
Pemikiran yang menghasut dan menguasai
Menyalahkan orang lain akan suatu
masalah menunjukkan bahwa seseorang sedang frustrasi. Orang yang menggunakan
pemikiran menghasut terlalu melebih-lebihkan arti dari suatu kondisi yang tidak
enak.
Contoh
pemikiran yang sifatnya menghasut: Saya
tidak tahu lagi! Kenapa tempat kopi ini selalu kosong?! Dan Dia sengaja mengacuhkan saya – hanya sekedar
untuk membuat saya terlihat jelek!
Rasa Tidak suka dapat mencemarkan karyawan dan klien
Ketika konflik terjadi antara pimpinan,
bukan hanya hubungan mereka sendiri yang dirusak, namun juga dapat membuat
seluruh organisasi dan pelanggan berada dalam keadaan trauma. Seorang karyawan
melihat ketidak percayaan seorang supervisor sebagai bentuk kesetiaan, bukan
sebuah kebencian. Mereka ingin boss mereka lebih sadar akan segala ancaman yang
mungkin terjadi.
Jika siapapun di dalam sebuah team berani
merubah pola yang ada dan membuat pernyatan positif terhadap kelompok lain,
maka team mereka akan segera dapat menyimpulkan tingkah laku pihak lain sebagai
suatu bentuk manipulasi.
Setelah diperlakukan dengan tidak menyenangkan, 60 persen
pelanggan akan menarik bisnis mereka ke tempat lain.
Sikap karyawan dalam melayani pelanggan
juga ditentukan oleh norma dalam menangani konflik dan frustrasi internal.
Pelanggan mempunyai lebih banyak pilihan dibandingkan dengan seorang karyawan,
dan mereka tidak mungkin bisa mentoleransi pelayanan yang tidak menyenangkan.
Target dan kambing hitam yang dapat diprediksi di lingkungan
kerja
Ketika pola fikir mencari kesalahan dan
rasa tidak suka telah menguasai sebuah organisasi, tidak seorangpun yang akan
selamat. Setiap individu dan seluruh kelompok menjadi target dengan alasan
apapun yang masuk akal.
Kemarahan adalah sebuah perasaan; permusuhan
adalah sebuah sikap
Semakin kita mengedepankan rasa marah
dalam menyikapi saat-saat frustrasi, maka kita sama seperti mengembangkan sikap
permusuhan dan kebencian. Semakin sering kita melakukan hal ini, maka sikap ini
akan menjadi sesuatu yang otomatis dan terjadi di luar kesadaran kita.
Kemarahan yang merusak, permusuhan, dan penyakit jantung
Kemarahan adalah
sikap yang sering diambil oleh banyak orang. Menyalahkan orang lain sepertinya
merupakan salah satu tindakan dari proses pemecahan masalah. Namun, salah satu
dampak dari sikap ini adalah resiko penyakit jantung.
Ketika anda
marah, tubuh akan dengan cepat menambah jumlah energi yang tersedia melalui
peningkatan hormon, tekanan darah, dan denyut nadi. Cortisol, salah satu hormon
yang dikeluarkan pada saat kemarahan yang memuncak, merupakan zat kimia yang
sifatnya mengganggu, karena dapat merusak sel-sel yang menghubungkan ke
jantung, dan membuat tambah sulit bagi tubuh untuk menjadi tenang.
Sistem
pertahanan anda pun mengeluarkan zat kimia yang mengentalkan darah pada saat
anda secara fisik mengalami luka.
Pada saat detak jantung mencapai 100 kali per menit, kita
tidak lagi mendengar
Dr. John Gottman, seorang peneliti dan ahli
psikologi, mengatakan bahwa ketika detak jantung kita mencapai di atas 100 kali
per menit maka anda tidak dapat lagi mendengar apa yang orang lain katakan,
meskipun anda berusaha untuk mendengarkannya.
Kemarahan membuat anda bodoh
Kapasitas
intelegensi berkurang pada saat kita frustrasi, kegelisahan atau kekacauan
dalam diri terjadi. Kondisi kejiwaan seperti ini menyebabkan ketidaklogisan
dalam apa yang ada di dalam hati, mengurangi efisiensi syaraf. Ini merupakan
salah satu alasan mengapa orang-orang pintar melakukan hal-hal yang bodoh. Doc
Childre dan Bruce Cryer From
Chaos to Coherence
Apakah berteriak efektif?
Ketika kita
berteriak, orang lain pasti akan memberikan respon terhadap kemarahan kita. Dan
kemampuan mereka dalam mengatasi masalah akan berkurang karena teriakan kita.
Mereka akan fokus pada dua reaksi; 1) menyelamatkan muka mereka, 2) berusaha
untuk seri.
Supir yang lupa dan respon refleksif
Ketika anda terlambat untuk sebuah janji
yang sangat penting dengan pelanggan anda dan kegelisahan anda memuncak ketika
anda terkena lampu merah. Di sebuah lampu merah, anda merasa kesal karena
pengendara didepan anda sibuk melihat ke arah kursi belakang mobilnya. Ketika
lampu berubah hijau, ia tidak sadar dan bahkan turun dari mobil untuk membuka
pintu belakang mobilnya guna memeriksa barang yang ia cari. Anda langsung
memencet klakson sekeras-kerasnya. Hati anda bertambah kesal karena di sebelah
kanan ada mobil truk yang parkir sembarangan. Anda kemudian membuka kaca
jendela mobil anda dan mulai berteriak kepada simpengendara yang di depan tadi.
Namun dia sepertinya cuk saja dan dalam waktu satu atau dua menit ia kembali ke
kursi depan dan mulai melaju mobilnya.
Dalam kondisi itu, sudah pasti anda akan
memberikan respon yang sifatnya menghasut diri anda. Apakah anda beranggapan
orang tersebut idiot, terlalu bodoh sehingga tidak sadar kalau lampu lalu
lintas sudah hijau, atau yang lainya. Jika kita menganalisa semua
pernyataan-pernyataan yang kita ucapkan tadi, anda akan sadar bahwa semuanya
merupaka asumsi kita terhadap orang tersebut. Dalam pemikiran yang sifatnya
menghasut, kita melebih-lebihkan kepentingan dan kehebatan tingkah laku orang
lain dan kita mengasumsikan bahwa sifat tersebut permanen. Ini merupakan salah
satu alasan utama mengapa menyalahkan tidak akan pernah menyelesaikan masalah
karena hanya akan fokus kepada orangnya, yang sudah pasti tidak dapat dirubah,
bukan fokus kepaa permasalahannya. Sehingga, kita merasa putus asa dalam
mencari solusinya,
Saya frustrasi dan ini salah saya!
Terkadang pada saat kita merasa
frustrasi, jika tidak menyalahkan orang lain, maka kita mencoba untuk
menyalahkan diri kita sendiri. Reaksi ini kurang terlihat. Kebanyakan orang
menyalahkan orang lain dan jarang yang menyalahkan diri sendiri. Namun, depresi
muncul dari pola pikir yang sama seperti permusuhan terhadap orang lain – hanya
saja arah dari panah “menyalahkan” menuju ke dalam.
Depresi, pekerjaan, dan kesehatan
Seperti permusuhan, depresi juga
mempunya dampak negatif terhadap kesehatan dan produktifitas. Depresi dianggap
sebagai faktor resiko yang besar bagi penyakit jantung baik pria maupun wanita.
Bahkan studi terakhri menyebutkan bahwa depresi juga merupakan faktor utama
bagi kanker.
Tubuh kita memproduksi kurang lebih 200
sel yang tidak sempurna setiap harinya. Sel-sel ini tidak memmiliki dua
karakter. Mereka tidak mempunyai identitas, sehingga mereka menjadi bagian dari
otak, tulang, dan yang lainnya, dan mereka juga tidak memiliki tutup yang
berbunyi, “Stop bereproduksi, anda sudah lengkap.” Karena kekurangan inilah,
sel-sel yang tidak sempurna ini
Si Kembar yang Tidak Bagus: Menyalahkan orang lain dan
menyalahkan diri sendiri
Dua hal ini dianggap sama/ kembar karena
kedua-duanya mempunyai DNA yang sama, atau pola pikir yang yang sama. Kenapa
kedua-duanya disebut tidak bagus, karena kedua-duanya dapat merusak hubungan,
kesehatan, momentum, dan mood kita, dan kedua-duanya 100 persen sangat tidak
efektif di dalam menyelesaikan masalah.
Menyalahkan orang lain hanya berakhir
pada kemarahan dan energi permusuhan. Menyalahkan diri sendiri hanya berakhir
pada kehilangan energi/daya, atau depresi.
Permusuhan dan rasa takut akan ketidak bergunaan
Apa yang menyebabkan permusuhan?
Meskipun banyak faktor yang berperan, Dr. William menyimpulkan bahwa sifat
sinis, atau ketidak percayaan terhadap orang lain merupakan pemicu timbulnya
permusuhan.
Kekasaran dan ketidak sopanan mempunyai
dampak yang merusak dalam pekerjaan dan masyarakat karena dianggap sebagai
serangan terhadap identitas seseorang, konsep diri, atau status. Sehingga,
orang tersebut menjadi marah dan keinginan untuk balas dendam yang sifatnya
tidak proporsional terhadap tingkah laku yang menjadi penyebabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar