ILMU DAN KEBUDAYAAN
FILSAFAT TIMUR
Oleh : Dirgantara Wicaksono,M.Pd,MM
A.
ILMU DAN KEBUDAYAAN FILSAFAT TIMUR
Dalam perkembangan pemikiranya antara dunia
timur dengan barat selalu bersaing adu kuat antara yang menang dengan kalah,
selalu mengedepankan kebenaran. Pada hakikatnya filsafat timur nekankan kepada pandangan
hidup manusia dengan alam semesta equilibrium universum, sebagai wujud idea
dari kesempurnaan adalah arah pandang dalam kehidupan.
Hakikat Kebudayaan
Kebudayaan merupakan
keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yangdi jadikan milik diri manusia dengan belajar.[1]
Kebudayaan pertama kali didefinisikan oleh
E.B Taylor (1871) yakni sebagai “Keseluruhan yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.”[2]
Sedangkan Barnouw
(1985) mendefinisikan kebudayaan sebagai suatu set sikap, nilai dan perilaku
suatu kelompok yang dikomunikasikan melalui bahasa dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
merupakan keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat
serta kemampuan dan kebiasaan lainnya dari suatu kelompok yang dikomunikasikan
melalui bahasa dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Ilmu
dan kebudayaan memiliki kaitan yang amat erat. Ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan. Ilmu dan
kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi.
Di satu pihak pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi
kebudayaannya, sedangkan di pihak lain pengembangan ilmu akan mempengaruhi
jalannya kebudayaan. Pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat
bergantung dari kondisi kebudayaannya, sedangkan pengembangan ilmu juga
mempengaruhi jalannya kebudayaan. Ilmu bersifat mendukung
pengembangan kebudayaan. Ilmu dalam hal ini mempunyai peran ganda, yakni : Ilmu
merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya pengembangan kebudayaan,
dengan Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa.
.
Dalam pandangan Filsafat timur
terdapat 4 bidang besar yang mencirikan kebudayaan timur yang mencakup:
pengetahuan, sikap terhadap alam, cita-cita hidup dan status personal.yakni [3]
1. Pengetahuan
Timur lebih menekankan intuisi daripada akal budi.
Bagi orang timur hatilah yang mempersatukan akal budi dan intuisi maupun
intelegensia dan perasaan. Tujuan utama belajar adalah menjadi bijaksana, sebab
dengan kebijaksanaanlah orang menghayati hidup lebih baik dan sempurna karena
hidup merupakan seni yang sulit dan membutuhkan refleksi sepanjang hidup,
sebuah sikap tidak mengandalkan akal budi sebagai kekuatan utama. “Manusia yang
utama adalah manusia yang punya pengetahuan dan manusia yang memiliki
pengetahuan adalah manusia bijak.”
2. Sikap
terhadap alam
Manusia merupakan bagian dari alam yang bersama-sama
membentuk kesemestaan. Dia dan seluruh alam berasal dari zat yang sama, yang
satu. Akan tetapi ia memahami diri sebagai perwujudan kecil dari semesta.
3. Cita-cita
hidup
Manusia lahir dan hidup dalam budaya yang menyebut
diri “to be is more important than to do” ( ada dan hadir lebih penting
daripada bertindak). Oleh karena itu harmoni dan ketenangan serta kedamaian
hati merupakan cita-cita hidup itu sendiri. Ajaran budhisme “Menarik diri dan
melupakan diri” yang bertemu dengan “Harmoni antarsesama dan alam” dari
konfusianisme dan taoisme melahirkan pandangan: sederhana, tenang, dan
kebutuhan sesedikit mungkin.”Lembut berarti kuat” kata lao tze.
4. Status
personal
Timur memandang martabat tetap dijunjung dan dihargai
tetapi penekanannya yang berbeda.sikap tidak mencampuri berangkat dari
keyakinan bahwa dalam segala sesuatu manusia mempunyai jalan dan cara beradanya
sendiri. Dalam budhisme nilai manusia itu sacral. Manusia ada bukan demi
dirinya tetapi ada dalam solidaritas dengan sesamanya.
Menurut pendapat antropolog Indonesia Koentjaraningrat membagi
kebudayaan menjadi 7 unsur yang terdiri dari sistem religi dan upacara
keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa,
kesenian, sistem mata pencaharian serta sistem teknologi dan peralatan.
B.
Perkembangan ilmu di timur
1.
Zaman
Islam
Sejak
awal kelahirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar kepada
ilmu. Sebagaimana sudah diketahui, bahwa nabi Muhammad SAW. ketika diutus oleh
Allah sebagai rasul, hidup dalam masyarakat yang terbelakang, Kemudian islam
datang menawarkan cahaya penerang yang mengubah masyarakat arab jahiliyah
menjadi masyarakat yang berilmu dan beradab.
A. Penyampaian
ilmu dan filsafat yunani ke dunia islam
Dalam perjalanan ilmu dan juga
filsafat di dunia islam, terdapat upaya mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang
berbeda, bahkan sering kali ekstrim antara pandangan filsafat yunani, seperti
filsafat plato dan Aristoteles, dengan pandangan keagamaan islam yang
seringkali menimbulkan benturan-benturan. Sebagai contoh konkret dapat
disebutkan bahwa plato dan aristoteles telah memberikan pengaruh yang besar
pada mazhab-mazhab islam.
b.
Perkembangan ilmu pada masa islam klasik
Sejak awal kajian-kajian dalam bidang teologi sudah berkembang, meskipun masih berbentuk embrio.
Embrio inilah yang pada masa kemudian menemukan bentuknya yang lebih sistematis
dalam kajian-kajian teologis dalam islam.
Dapat kita ketahui bahwa pada awal islam pengaruh
Hellenisme dan juga filsafat yunani
terhadap tradisi keilmuan, islam sudah sedemikian kental, sehingga pada
saat selanjutnya pengaruh itupun terus mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa
berikutnya.
c.
Perkembangan
ilmu pada masa kejayaan islam
Terjadinya transformasi kebudayaan dan khususnya ilmu
dari dunia islam ke barat di sebabkan paling tidak oleh dua alasan. Pertama,
kontak pribadi. Terjadinya kontak pribadi ini juga disebabkan karena Byzantium
secara geografis berdekatan dengan dunia islam. Dari sinilah kemudian
gagasan-gagasan barat masuk ke dunia islam dan sebaliknya gagasan-gagasan dari
dunia islam masuk ke barat. khususnya setelah perang salib. Alasan kedua,
adanya kegiatan penerjemah. Tidak dapat dipungkiri kebudayaan islamlah yang
mendorong orang-orang latin melakukan penerjemah. Setelah mengenal sebagai
khazanah kebudayaan islam mereka lalu memperkaya pengetahuan mereka tentangnya.
Mereka pernah mencoba menerjemahkan Alqur’an pada abad ke-10 Masehi. Namun gerakan
penerjemahan yang sesungguhnya baru bermula pada abad ke-12. Toledo dan Palermo
adalah dua pusat penerjemahan tersebar saat itu yang banyak mengoleksi
sumber-sumber arab berkat perantaraan orang yahudi dan hubungan mereka dengan
orang-orang Kristen dan islam.
d.
Masa
keruntuhan tradisi keilmuan dalam islam
Abad ke-18 dalam sejarah islam adalah abad yang paling
menyedihkan bagi umat islam dan memperoleh catatan buruk bagi peradaban islam
secara universal. Dalam bukunya, The Recontruction of Religious Thought in
Islam Iqbal menyatakan bahwa salah satu penyebab utama kematian semangat
ilmiah di kalangan umat islam adalah diterimanya paham yunani mengenai realitas
yang pada pokoknya bersifat statis, sementara jiwa islam adalah dinamis dan
berkembang. Sebab lain yang menyebabkan kehancuran tradisi keilmuan islam
adalah persepsi yang keliru dalam memahami pemikiran Al-Ghazali. Orang umunya
mengecam Al-Ghazali karena ia menolak filsafat.
2.
Taoisme
Taoisme adalah
suatu filsafat yang menduduki tempat penting di cina. Pengaruhnya terhadap
kebudayaan cina memang tidak sebesar seperti konfusianisme, akan tetapi taoisme
mempunyai pandangan metafisik dan spekulatif terhadap kodrat realitas, alam
semesta dan manusia. Kata taoisme diturunkan dari kata tao, jalan. Pendiri
taoisme adalah lao tzu. Tao diidentikkan dengan alam semesta. Pandangan ini
berdasarpada pandangan monisme tentang realita dan dunia. Segala sesuatu
dipandang sebagai yang satu. Dan yang satu ini adalah tao. Segala sesuatu
diturunkan dari tao.
Tao sebagai
prinsip totalitas mempunyai dua unsur yang berlawanan yakni yin dan yang. Kedua
unsur bisa diartikan sebagai terang dan gelap, negative dan posif, aktif dan
pasif, ada dan tidak ada. Dalam taoisme dualisme ini relatif. Dualisme ini
berada dalam kontradiksi yang mutlak, namun saling melengkapi dalam fungsinya
untuk berbuat apa saja di dunia ini.
3.
Konfusianisme
Pemikiran
Konfusianisme dimulai dengan memeriksa dua funsi utama akal budi manusia
(Fungsi menilai dan memerintah). Akal budi dimengerti secara fungsional dengan
mengacu pada tipe-tipe aktivitas tertentu, misalnya menilai dan mengarahkan
tindakan.
4.
Budhisme
Budhisme
mengajarkan apa yang perlu untuk mengatasi penderitaan. Budhisme tampil sebagai
jalan pelepasan, pembebasan dari diri dan dunia; jawaban atas kondisi manusia
yamg menyedihkan yaitu suatu kelahiran kembali dalam hidup yang bercirikan
penderitaan, kesementaraan dan ketidakrelaan. Budhisme bercirikan pesimistis.
Inti ajarannya adalah bahwa eksistensi dunia ini pada dasarnya adalah
penderitaan.
Jadi
pada dasarnya Pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat bergantung dari kondisi
kebudayaannya, di samping pengembangan ilmu juga mempengaruhi jalannya
kebudayaan, seperti yang terlihat pada perkembangan ilmu dan kebudayaan timur.
Yang mendominasi dari timur adalah: tidak memaksa, lebih mengutamakan falsafah
hidup/kebijaksanaan dengan seluruh kebebasan yang diberikan. Timur mempunyai
sumbangan tersendiri dalam peradaban manusia, yang terdapat pada konfusianisme,
taoisme dan budhisme. Diantaranya menawarkan serta menyumbangkan perenungan
nilai-nilai spiritual, hubungan manusia dengan alam dan sesamanya atau masalah
eksistensial lainnya seperti kemiskinan, penderitaan, dan makna hidup.
Kesimpulan
Terdapat Perbedaan yang signifikan antara filsafat Timur dengan
barat yakni:
1.
Pengetahuan
Bagi filsuf barat
menekankan kepada akal budi, pengetahuan erat dengan akal budi, mereka yakin
segalanya diatur oleh akal budi, sedangkan timur lebih menekankan intuisi dari
pada akal budi, orang timur menjalankan hidupnya dengan keseluruhan adanya
bukan hanya dengan otak, segala ide abstrak dapat diungkat secara konkrit.
2.
Pandangan
tentang alam
Alam menurut barat menjadi
sapi perah yang harus dikuasai , sedangkan timur lebih bijaksana dengan
melihatnya sebagai sahabat yang perlu dijaga dan dirawat.
3.
Ideal
hidup
Pandangan barat lebih
menekankan menhgidealkan hidup manusia dengan aktiv melakukan sesuatu lebih
dari pada sekedar ada, konsekwensinya sehari-hari hidupnya aktiv, demi
pendewasaan dan keberhasilan manusia. Sedangkan timur lebih ada dan hadir lebih
penting dari pada bertindak yang dimaksudkan dalam hal ini usaha mengisi hidup
dengan semangat kebersamaan dan ketenangan dalam hidup, suatu hidup yang
tertinggi adalah mau menerima keadaanya yang sekarang manusia membutuhkan
ketenangan dan waktu demi kesempurnaan
4.
Status
Pesona
Orang barat nekankan pribadi sebagai
indiividu yang bebas, dalam hal ini tekanan individu diagungkan sehingga mereka
bebas menentukan arah serta tujuan hidupnya, mereka menjadi percaya kepada diri
sendiri secara berlebihan maka mareka lebih indiferen terhadap yang lain,
sedangkan bangsa timur melihat martabat ukan sebagai tujuan , bangsa timur
menekankan aspek sisialitas manusia , pada prinsipnya manusia ada bukan
terutama bagi dirinya tetapi demi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar