Minggu, 07 April 2013

analisis sederhana pendidikan menyambut kurikulum 2013


PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
oleh : Dirgantara Wicaksono,S.Pd, M.Pd,MM (bombom)
Dosen Tetap FIP Universitas Muhamadiah Jakarta

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.
A.    PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN
Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok pendidikan yang kita hadapai saat ini, yaitu:
a.     Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b.     Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang antap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
B.    JENIS PERMASALAH POKOK PENDIDIKAN
Masalah pokok pendidikan yang menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya ada empat macam yaitu: masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, maslah relevansi pendidikan.
1.     Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana  sistem pendidikan dapt menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warganegara untuk memperoleh pendidikan.
Masalah ini dapat dipecahkan dengan dua cara yaitu dengan cara konvensional dan cara inovatif. Cara konvensional misalnya pembangunan gedung sekolah dan pergantian jam belajar. Cara inovatif misalnya sistem guru kunjung dan Sekolah Terbuka.


2.     Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu pendidikan.
Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen pendidikan.
3.     Masalah Efisiensi Pendidikan
Beberapa masalah dalam kaitannya dengan efisiensi pendidikan antara lain:
a.     bagaimana memfungsikan tenaga pendidikan.
b.     Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan
c.     Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d.     Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
4.     Masalah Relevansi Pendidikan
Sebenarnya kriteria relevansi cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambatan tentang kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut.
a.     status lembaga pendidikan yang bermacam-macam
b.     sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran yang siap pakai. Yang ada ialah siap kembang.
c.     Tidak tersedianya peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya
C.    SALING KETERKAITAN ANTARA MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
Ada dua. faktor penghambat perbaikan mutu pendidikan. Yaitu: gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengarahan dana dan daya. Faktor kedua, kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, tenaga pendidik kurang kompeten, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.
D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA MASALAH PENDIDIKAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara lain: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

1.     Perkembangan IPTEK dan Seni
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutama dengan pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Implikasinya di dalm masyarakat sangat tersa. Oleh karena itu pendidikan harsu senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Seni merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan  kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping program-program lain dalam sistem pendidikan.
2.     Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal yaitu:pertambahan penduduk dan penyebaran penduduk.
3.     Aspirasi Masyarakat
Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses pendidikan.
4.     Keterbelakangn Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
E.   PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA

1.     Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Permasalahan aktual pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan semakin berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan kemapanan sumber daya manusia. Masalah masalah tersebut antara lain:
a.     Masalah Keutuhan Pencapaian sasaran
b.     Masalah Kurikulum
c.     Masalah Peranan Guru
d.     Masalah Pendidikan Dasar 12 Tahun
2.     Upaya Penanggulangan
Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual tersebut, diantaranya:
a.     Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b.     Pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun kelulusan
c.     Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi.
d.     Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan(prajabatan dan jabatan)

Dari tulisan tersebut dapat kita analisis, mensintesis dan mengevaluasinya. Permaslahan pendidikan adalah masalah yang tak akan pernah berhenti sepanjang manusia ada di dunia ini. Karena pendidikan berjalan sepanjang hidup manusia itu sendiri. Permasalahan pendidikan yang sejak dahulu sudah menjadi masalah utama yang juga memberi pengaruh terhadap munculnya permasalahan pendidikan yang lain ada empat. Yakni masalah mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, efisensi pendidikan dan relevansi pendidikan. Keempat hal itu seolah menjadi “lingkaran setan” yang menggerogoti pendidikan di Indonesia. Dari keempat permasalahan tersebut nyatanya berasal dari sumber yang sama, yaitu pemerintah sebagai penanggung jawab langsung pelaksana pendidikan dan rakyat Indonesia sendiri khususnya orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan, apakah kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa sendiri.
Untuk lebih jelasnya maka dapat kita analisis keempat permasalahan tersebut. Pertama masalah pemerataan pendidikan, sejatinya pendidikan di Indonesia harus dapat mencapai segala aspek manusia Indonesia. Semua insan dapat mereguk indahnya pendidikan. Namun nyatanya tidak demikian. Pendidikan di sekolah hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang memang sanggup untuk membiayai sendiri pendidikannya. Padahal dalam amanat UUD 1945 secara jelas dinyatakan bahwa tujuan Negara salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Gambaran megenai masalah ini seolah pemeritah kurang atau tidak serius dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai. Namun kita tidak lantas begitu saja mengklaim hal itu, ada berbagai kebijakan pemerinta berkaiatan dengan permasalahan pemerataan pendidikan antara lain dengan pengaturan jam belajar sekolah, dimana sekolah agar dapat menampung siswa sebanyak mungkin maka di lakuakn penggunaan bergilir terhadap bnaguaanan sekolah, sehingga dapat kita jumpai satu bangunan sekolah dapat dioperasikan oleh dua sekolah yang berbeda. Baik sekolah negeri maupun bergantian dnegan sekolah swasta. Contohnya banyak sekolah yang bernama PGRI awalnya adlah sekolah yang “menumpang” gedungnya pada sekolah SD Negeri. Hal ini dilakukan agar lebih banyak lagi masyarakat yang dapat merasakan dan menikmati pendidikan, meski nyatanya hal ini hanya terjadi di tempat-tempat tertentu. Ada kebijakan lain dari pemerintah yatiu dengan wajib belajar 9 tahun. Dengan kebijakan ini setiap warga masyarakat berkewajiban melaksanakan pendidikan hingga jejjang Sekolah Menengah Pertama, dan untuk memudahnkanyya amaka pemerintah memberikan berbagai bantuan pendidikan bahkan di gratiskan. Dengan harapan semua masyarakat tersentuh pendidikan hingga jenjang menengah pertama tersbut, namun nyatanya, apa yang dikatakan “Gratis” hanya isapan jempol belaka. Tetap saja harus ada sejumlah biaya yang tidak jurah untuk menanggung beban pendidikan tersebut. Adan masih ada kebijakan pemerintah lainnya untuk memperbaiki masalah pemerataan pendidikan Indonesia yang belum merata dan tidak menyentuh seluruh aspek manusia Indonesia. Termasuk di dalamnya pendiidkan bagi anak berkelainan khusus atau cacat fisik dan mental.
Masalah klasik yang kedua masalah mutu pendidikan. Mutu pendidikan Indonesia dikatakan belum sesuai denga yang diharapkan.dimana harapan ini merupakan tujuan dari pendidikan nasional yang pada akhirnya adalah hendak memanusiakan manusia Indoneisa. Jika dikatakan belum memiliki mutu yang baik, maka apakah akan dapat kita mendapai tujuan pendidikan nasional?.tentunya kita sendiri dapat menjawabnya. Untuk memperbaiki mutu pendidikan pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan antara lain merevisi kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana, dan perbaikin fisik yang lain. Namun masalah mutu pendidikan tetap saja menjadi momok bagi pendidikan Indonesia.
Masalah ketiga adalah efisiensi pendidikan. Dikatakan pendidikan Indonesia belum efisien. Bagaimana hal ini tidak akan terjadi, bayak dari beberapa kebijakan yang dilakukan pmemerinyah yang katanya adalah untuk memajukan pendidikan Indonesia, nyatanya ahanyalah berbagai kebijakan dan penyelenggaraaan yang dampak negatifnya lebih banyak bahkan menjadi hal yang tersia, contohnya kita dapat renungkan dari kebijakan yang sedang menjadi pembicaraan hangat yakni masalah sertifikasi pendidikan. Nyatanya masalah sertifikasi pada intinya hanya masalah uang bukan bagaimana menjadikan atau menjaring sosok guru yang professional, tidak dapat kita negasikan bahwa guru yang telah tersertifikasi belum tentu merupakan guru yang professional, nyatanya banyak ditemuakan berbagai penyimpangan yang dilakukan dalam proses tersebut, misalnya ditemukan guru secara berkelompok maupun perorangan yang belah memalsukan atau mendulikasi penelitiana atau karya ilmiah, selai itu tidak ada perbedaan atau perubahan cara megajar guru yang telah tersertifikasi. Jadim lebih cocok jika disebut sebagai pembagian tunajangan belaka atau dikalangan parra guru yang telah tersertifikasi sebagau “duit kaget”. Dari sini dapat kita analisis dan sintesiskan bahwa kebijakan sertifikasi guru itu tidk efisien atau malah tersia-sia, padahal banak sekali anggaran yang dialokasikan untuk program tersebut.
Masalah Keempat adalah masalah relevansi pendidikan. Dikatakan pendidikan Indonesia belum relevan dengan kebutuhan di masyarakat. Untuk meninjau masalah ini kita dapat menganalisisnya dari kurikulum yang ada, memang secara teori, kurikulum yang sudah tersusun itu memberikan sebah harapan yang baik bagi kemajuan pendidikan Indonesia, namun nyanya tidaklah demikian.kurikulum yang tersusun itu tidak semudah yang dituliskan atau justru apa yang ada dan termaksud dalam kurikulum tersebut juga memang tidak mudah untuk dipahami, jadi bagaimana hendak terlaksana dengan abaik, jika lansadan utama pelaksanaan pendiidkan tersebut saja sudah sulit untuk dipahami. Kemudian masalah manjemen pendidikan yang masih berbelit juga memberikan sumbangan terhadap makin memburuknya keadaan pendidikan Indonesia. Dikatakan bahwa lulusan pendidikan belum mampu terserap atau memenuhi kebutuhan dunia kerja. Timbul pertanyaan apakah pendidikan itu untuk sekedar menghasilkan tenaga-tenaga kerja atau terampil saja? Jika demikian, maka dapatlah dikatakan bahwa pendidikan yang berjalan dapat kita andaikan sebagai pabrik belaka, dimana pabrik itu menghasilkan oarnag-orang yang siap pakai.
Berbagai permasalahan yang ada telah dilakaukan berbagai solusi,solusi tersebut justru menimbulkan munculnya permasalahan yang baru. Contohnya upaya untuk meratakan pendidikan berupa penggunaan kelas bergilir atau perbaikan gedung sekolah telah memberikan dampak terhadap rendahnya kualitas pendidikan, bagaimana tidak?. Seharusnya siswa mendapatkan alokasi belajar 6-8 jam sehari dengan keadaan tersebut, siswa hanya mendapat alokasi belajar 1 jam (kasus renovasi sekolah) hal ini karena siswa harus bergantian dengan siswa dari sekolah lain yang sednag direnovasi. Bahkan satu lokasi sekolah dipaksakan menampung siswa dari beberapa sekolah lain, jadi terjadi antrian siswa untuk belajar. Masih banyak upaya lai yang ditujukan untuk memperbaiki pendidikan Indonesia justru menjadi masalah baru.
Menurut analisis saya terhadap masalah-masalah pendidikan nasional, ada berbagai solusi yang tepat. Dimana dari solusi yang akan saya sebutkan kemudian, yang utama adalah bagaimana menciptakan atau memperdayagunakan insan-insan pendidikan yang jujur, jadi apa yang telah dirumuskan yang secara teoritik sudah baik dan ideal akan terlaksana sesuai dengan standar pendidikan yang dirancang. Sehingga semua system pendidikan nasioanal aakan berjalan sesuai dengan kaidahnya. Mungkin inilah solusi unggulan hasil analisis, sisntesis dan evaluasi dari berbagai masalah pendidikan nasional.disamping ada upaya lain. Antara lain
- solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan. Maka, solusi untuk masalah yang menyangkut perihal pembiayaan –seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan gutu, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.

- solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
Untuk mengobati pendidikan Indonesia yang sedang mengalamai sakit atau menghidap penyakit kronis, maka harus diobati pada titik sakitnya, jika salah dalam memberikan obat maka akan berdampak terhadap yang lain. Dan yang utama untuk diobati menurut saya adalah orang yang terlibat dalam dunia pendidikan termasuk guru sebagai tonggak dari pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar