Jumat, 19 April 2013


MEREVITALISASI KONSTRUK KURIKULUM DI SEKOLAH UNGGUL
Oleh. Dirgantara Wicaksono
(Dosen Tetap PGSD, FIP, UMJ)

I.     PENDAHULUAN
Menyikapi perubahan yang sangat cepat di era globalisasi ini, kita dituntut untuk mampu mengimbanginya karena segala perubahan dapat terjadi dalam hitungan “second to second” dengan kemudahan untuk mengakses segala informasi yang dibutuhkan. Gangguan tangan manusia biasanya terjadi melalui pesawat handphone. setiap manusia dapat melakukan jaringan komunikasi yang dapat menembus ruang dan waktu cepat. Melalui komunikasi tersebut mereka dapat berbuat sesuatu yang dapat mempengaruhi pola pikir, pola laku dan sikap setiap manusia. Contoh: kondisi perilaku manusia dapat berubah dalam hitungan detik dalam jejaring situs facebook atau tweeter. Pada kondisi ini secara tidak langsung turut juga mempengaruhi perubahan pada segala aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial, pendidikan dan budaya.
Para pelaku yang aktif dalam dunia pendidikan merasa sangat penting untuk menyikapi segala perubahan yang terjadi dalam waktu yang cepat. Dalam hal ini khususnya para pengelola pendidikan berupaya menjawab tantangan tersebut dengan menciptakan segala bentuk model pendidikan yang diharapkan mampu menjawab tantangan yang ada. Ada berbagai bentuk perubahan yang dilakukan baik dalam bentuk model pembelajaran dan aspek-aspek yang mendukungnya, seperti pemanfaatan media informasi dan teknologi, penyediaan sumber daya manusia yang unggul dan model pengelolaan sekolah itu sendiri.
Dalam menjawab tantangan tersebut secara jitu, para pelaku pendidikan khususnya para pengelola pendidikan mengkreasikan model pengelolaan pendidikan dalam bentuk sistem penyelenggaraannya yakni dengan membangun sekolah unggul. Visi membangun sekolah unggul menjadikan sekolah mampu menjawab segala perubahan dan tantangan dengan cepat dan tepat. Untuk merealisasikan visi tersebut cukup membutuhkan kerja keras dan analisa kerja yang dalam, luas dan tepat. 
II. PERMASALAHAN
  1. Mengapa harus merevitalisasi konstruk untuk sekolah unggul ?
  2. Apa yang dimaksud dengan sekolah unggul ?
  3. Bagaimana membangun  sekolah unggul ?

III. PEMBAHASAN
Mengapa merevitalisasi konstruk sekolah unggul?
Merevitalisasi atau memperkokoh konstruk menjadi sekolah unggul dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang menuntut sekolah untuk memberikan layanan pendidikan kepada anak mereka agar menjadi anak yang mampu menjawab tantangan ke depan dengan berbagai karakteristik yang dihadapi. Tuntutan memiliki kompetisi yang unggul dan mampu bersaing di era global. Tuntutan untuk mampu menguasai informasi dengan kemajuan yang sangat pesat serta penguasaan bahasa internasional. Untuk menghasilkan output atau lulusan yang unggul maka perlu sebuah strategi untuk membangun sekolah unggul. Sekolah unggul dapat menghasilkan sumber daya yang berkualitas, kualitas siswa dapat terlihat dari kualitas input dan otput, kualitas guru dapat dilihat dari  kompetensi dan profesionalisme, serta kesejahteraan dan penghargaan yang diberikan pada guru, kualitas sarana dan prasarana dapat terlihat dari gedung sekolah, model dan standar kerja, serta kelengkapan sarana. Kualitas program dapat terlihat dari kurikulum, kegiatan siswa dan agenda sekolah. Kualitas manajemen dapat terlihat dari transparansi dan keterbukaan.  
Apa yang dimaksud sekolah unggul?
Memahami sekolah unggul banyak ragam definisi yang diajukan. Secara umum pengertian sekolah unggul diidentikkan dengan sekolah efektif, yaitu sekolah yang mampu memaksimalkan fungsi sekolah atau tingkat di mana sekolah dapat membentuk fungsinya pada saat memberikan sebuah ketetapan dari  input-inputnya. Secara fenomenologis memahami sekolah unggul yang nampak terdapat di masyarakat dengan indikasi keunggulan yang telah ada selalu unsur input transformasi. Pertama, sekolah unggul adalah sekolah yang menerima siswa yang kaya, yang memiliki IP tinggi. Kedua, SDM dalam hal ini guru adalah guru yang cerdas dan  mampu minimal menguasai bahasa inggris aktif. Ketiga, Budget atau pembiayaan yang harus disediakan orang tua cukup mahal. Keempat, sekolah unggul sekolah yang memiliki fasilitas lengkap untuk pengembangan segala potensi anak. Pada kondisi input tersebut sekolah unggul hanya diperuntukkan bagi siswa kaya dan pandai. Input-input yang dimiliki sudah unggul dan akan berdampak pada otput yang unggul. Dengan kata lain sekolah unggul adalah sekolah yang memiliki siswa-siswa yang berintelegensi tinggi, berasal dari keluarga ekonomi sangat kaya dan sekolah yang memiliki fasilitas sangat lengkap.Secara substansial sekolah unggul adalah sekolah yang dapat melakukan proses transformasi dengan input siswa yang kekurangan secara ekonomis. Pada kondisi ini sekolah mampu menstimulasi input siswa menjadi lulusan yang berkualitas. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas maka berbagai upaya yang dilakukan oleh pengelola sekolah dalam rangka melakukan proses transformasi diantaranya dengan memberdayakan segala sumber daya yang dimiliki untuk itu perlu direkayasa.
Strategi Konstruk Sekolah Unggul
a.      Membangun dalam berbagai keunggulan
Untuk membangun sekolah unggul maka diawali dengan merestrukturisasi pemahaman konsep sekolah unggul. Pertama, sekolah unggul yang memiliki input yang heterogen, artinya siswa memiliki tingkat intelegensi yang beragam. Kedua, keunggulan input siswa dipertimbangkan dari aspek multiple intelligences (siswa yang unggul di bidang logika matematika atau siswa yang unggul dalam kinestetika, siswa yang unggul dalam estika dan keunggulan lainnya). Ketiga, pembinaan keunggulan diarahkan tidak hanya pada satu aspek intelegensi tetapi melayani dan memberikan kesempatan untuk pembinaan atas masing-masing keunggulan yang dimiliki siswa. Keempat, sekolah unggul yang mampu menciptakan model manajemen yang berbasis potensi yang dimiliki sekolah sama dengan konsep manajemen berbasis sekolah.
Konsep manajemen berbasis sekolah adalah sebuah model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan bersama/partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat. dengan karakteristik : Pemberian otonomi luas kepada sekolah, Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua, Kepemimpinan Yang Demokratis dan Profesional, serta Team Work Yang Kompak dan Transparan.

b.      Karakteristik yang harus dipenuhi dalam membangun sekolah unggul
Terdapat berbagai karakteristik yang harus dipenuhi dalam membangun sekolah unggul. Harris and Bennett dalam School Effectiveness Research: Meta Analysis mengemukakan sebelas karakteristik sekolah unggul, yaitu:
  1. Kepemimpinan Yang Profesional (Professional Leadership)
Sekolah unggul memiliki pemimpin yang professional yang memahami tugas dan perannya sebagai pemimpin.
  1. Visi Dan Tujuan Bersama (Shared Vision And Goals)
Visi sekolah unggul realistis dan rasional. Sekolah unggul dalam menetapkan visi dan tujuan, didasarkan atas kesepakatan seluruh anggota organisasi. Visi dan tujuan tersebut selanjutnya dijadikan barometer dalam setiap langkah anggota yang diarahkan untuk meraih visi dan tujuan yang sama.
  1. Lingkungan Belajar (A Learning Environment)
Lingkungan belajar pada sekolah unggul ditandai dengan kenyamanan fisik, saling percaya dan menghargai, saling membantu, bebas berekspresi, toleran terhadap keberagaman.
  1. Konsentrasi Pada Belajar-Mengajar (Concentration On Learning And Teaching)
Dalam Sekolah unggul, karena seluruh fasilitas dan sumber daya yang mendukung, maka siswa akan lebih konsentrasi dalam menyerap ilmu.
  1. Harapan Yang Tinggi (High Expectation)
Sekolah yang unggul memiliki harapan yang tinggi akan pencapaian prestasi, baik prestasi individu maupun prestasi organisasi. Setiap individu dipicu untuk mencapai prestasi yang maksimal dan tidak mudah menyerah/putus asa.
  1. Penguatan/Pengayaan/Pemantapan Yang Positif (Positive Reinforcement)
Sekolah unggul dapat menerapkan perilaku yang positif untuk terus diasah dan dibudayakan sehingga menjadi nilai yang dianut bersama oleh seluruh warga sekolah.
  1. Pemantauan Kemajuan (Monitoring Progress)
Sekolah unggul senantiasa melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan, terkait kemajuan atau kemunduran sekolah. Dengan adanya pemantauan yang dilakukan secara konsisten akan mempertahankan sekolah tersebut tetap bermutu.
  1. Hak Dan Tanggung Jawab Peserta Didik (Pupil Rights And Responsibility)
Sekolah unggul amat menghargai hak dan kewajiban peserta didik. Setiap peserta didik diperlakukan sesuai dengan hak dan kewajibannya. Tidak ada yang diistimewakan antara satu siswa dengan yang lainnya. Semua diperlakukan sama sebagai anak yang perlu mendapat bimbingan dan arahan.
  1. Pengajaran Yang Penuh Makna (Purposeful Teaching)
Pengajaran yang penuh makna menjadi indicator sekolah unggul. Materi yang diajarkan tidak sebatas pemenuhan jam mengajar saja, tetapi lebih dari itu, didalam pembelajaran tersebut disisipkan makna-makna positif yang ada dalam kehidupan kita yang menjadikan setiap anak menghargai setiap waktu dala hidupnya sehingga merka hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang membawadampak positif bagi diri mereka.
  1. Organisasi Pembelajar (A Learning Organization)
Sekolah unggul menjadi organisasi pembelajar di mana setiap anggota yang ada di dalam organisasi selalu mengembangkan ilmu pengetahuan melalui berbagai kegiatan. Setiap anggotanya senantiasa belajar dan terus belajar. 
  1. Kemitraan Keluarga-Sekolah (Home-School Partnership).
Kemitraan keluarga-sekolah pada sekolah unggul terjalin dengan baik. Sekolah memiliki rasa awareness terhadap sekolah, begitupun pihak, senanatiasa menjalin hubungan dengan orang tua siswa, dan tidak hanya ketika membutuhkan dana baru pihak sekolah menemui mereka-mereka. 
Kesimpulan
Sekolah dikatakan sebagai sekolah unggul jika sekolah tersebut mampu melakukan proses transformasi dengan menstimulasi input siswa yang kekurangan secara ekonomi menjadi lulusan yang berkualitas. untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas maka berbagai strategi perlu dilakukan oleh pengelola sekolah yakni dengan merestrukturisasi kembali pemahaman konsep sekolah unggul. pertama sekolah unggul yang memiliki input yang heterogen, kedua, keunggulan input siswa dipertimbangkan dari aspek multiple intelligences, ketiga, pembinaan keunggulan diarahkan tidak hanya pada satu aspek intelegensi, keempat, sekolah unggul yang mampu menciptakan model manajemen yang berbasis potensi yang dimiliki sekolah. diharapakan dengan strategi-strategi yang dilakukan, dapat memenuhi kriteria sebagai berikut : kepemimpinan yang profesional (professional leadership), visi dan tujuan bersama (shared vision and goals), lingkungan belajar (a learning environment), konsentrasi pada belajar-mengajar (concentration on learning and teaching), harapan yang tinggi (high expectation), penguatan/pengayaan/pemantapan yang positif (positive reinforcement), pemantauan kemajuan (monitoring progress), hak dan tanggung jawab peserta didik (pupil rights and responsibility), pengajaran yang penuh makna (purposeful teaching), pengajaran yang penuh makna (purposeful teaching), organisasi pembelajar (a learning organization), kemitraan keluarga-sekolah (home-school partnership).
Daftar Rujukan:
Akdon. Strategik Management For Educational Management. Bandung: Alfabeta, 2007.

Bryson, John. M. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial: Terjemahan M. Miftahuddin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2003.

Everard, K.B Geoffrey Morris and Ian Wilson, Effective School Management. Fourth Edition. Paul Chapman Publishing, 2004.
Mullin, Laurie J. Management and Organizational Behavior, Seventh Edition (Milan: prentice Hall, 2005.
Niederman, Fred and Thomas W. Ferrat, IT Workers : Human Capital Issues In Knowledge-Based Environment. USA : IAP, 2006.
Pfeffer, Jeffrey and Gerald R. Salancik, The External Control Of Organizations : A Resource Dependence Perspective. California:Stanford University Press, 2003.
Sagala, Syaiful. Manajemen Berbasis Sekolah Dan Masyarakat. Jakarta: PT. Nimas Multima, 2004.
Yukl, Gary. Leadership  in Organization. Seventh Edition. New York :2012.
Zammuto, Raymond F. Assessing Organizational Effectiveness. Albany : State University of New York Press, 1982.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar